Rabu, 30 Maret 2011

Bersyukurlah kepada Allah apapun yang terjadi

Suatu saat aku yang bertanya, "di saat aku bener-bener mencintai seseorang, kenapa harus dipisahkahkan, kenapa Ya Allah, apa salahku?
Astaghfirullah, begitu jauhkah aku dengan Allah, sehingga lupa segala karunia dan nikmat yang telah Allah berikan kepadaku, sehingga aku berani bertanya "apa salahku"??
Sudahkah intropeksi diri, sudah benarkah ibadah dan langkah yang diambil hanya untuk Allah?
Berhakkah?
Berhakkah manusia yang dicipta kecewa terhadap Sang Penciptanya?
Who am I?
We always think that we deserved the right to claim "justice" when we are disappointed by God.
Siapakah kita yang berhak mengatakan, aku dikecewakan oleh Tuhan. Aku kecewa terhadap Tuhan..

Boleh bete, jutek, sebel, sakit hati, dikecewakan dan dalam menanti si dia yang tak kunjung datang seolah Allah tidak berpihak, sudah tahajjud, shaum senin kamis, shaum daud, kok Allah tidak berpihak juga, akhirnya timbul pikiran seperti itu?
Intropeksi diri, bertanya pada diri sendiri, hidup ini buat apa? 

bukankah kita hidup itu hanya untuk Ibadah? 
sebagaimana firman Allah dalam surat Adz-Dzariyaat:56 yang artinya: 

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah (ibadah) kepada-Ku".

Harusnya tidak ada alasan untuk bersedih, renungi hadits Rasulullah SAW yang kutipannya seperti ini, 

bahwa Allah sedang memilih kepada siapa cinta-Nya akan diberikan, kemudian Allah akan menguji hambanya dengan memberi cinta-Nya apabila hambanya dapat sabar dalam cobaannya itu Allah akan memilihnya untuk memberikan cinta-Nya dan apabila dia ikhlas, maka Allah akan menggugurkan dosa-dosanya dan ridho Allah ada beserta hambanya yang ridho dan ikhlas. 
Jadi kalau lagi susah hati itu bukan berarti Allah tidak berpihak, kenapa? 
karena Allah sedang menguji dalam keadaan tidak berkenan, tidak enak, tidak menyenangkan, cintailah Allah selalu...
Adanya kesedihan yang muncul, adanya fikiran kondisi tersebut karena Allah tidak berpihak, jangan sampai membuat kita larut didalamnya, dan terutama sampai menghujat-NYA.kenapa? 

karena kalau dalam keadaan begitu Allah memanggil dan kemudian wafat, bukankah berarti mati sesat?
Astaghfirullah hal adzim

Dalam arti mengapa tidak melihat kenikmatan dan kebesaran Allah yang jauh lebih banyak disekeliling kita. Kebiasaan hanya fokus pada satu masalah,dan biasanya ini sering dilontarkan oleh wanita,dia lupa bahwa Allah sangat mengagungkan kaum perempuan, bahkan Allah telah menyiapkan surga khusus untuk kaum wanita, yaitu surga Allah yang ke lima, yang saat ini sudah dihuni oleh Fatimah az Zahra, Siti Hawa, Siti Asiyah yang walaupun suaminya telah berlaku dzalim padanya Siti Aisyah tetap taat pada suaminya dalam hal-hal yang tidak bertentangan dengan akidah sampai Siti Asiyah memohon dalam doanya kepada Allah, 


"Ya Rabb, jika Engkau tidak memberikan surgaku didunia ini maka berikanlah surga-Mu di akhirat kelak", 
sehingga terwujudlah sekarang bermukim di surga kelima, pada saat Nabi mi'raj, terlihat di sana Jibril menjelaskan pada Nabi bahwa inilah tempat wanita yang ada di dunia sebagai balasan perilaku baiknya didunia, semua kembali pada kita apakah kita mampu qonaah atau tidak dalam menerima qada dan qadar dari Allah SWT.

Siapa yang wajahnya jutek itu berarti kalbunya tidak sehat, katanya yakin Allah ada, sholatnya rajin, tapi sholatnya, ngajinya, asmaul husnanya tidak menetes ke kalbunya, itu namanya asbun (asal bunyi), dzikirnya kejar setoran, istighfar itu harus tertembak ke yang kita maksud, jadi seorang kalbu muslimah, jika ia kuat tertetes oleh Rabbani nya Allah, apapun yang menyerang dia, dia bertahan untuk bisa meraihnya. bacalah apa yang diinginkan Allah, bukan yang diinginkan diri begitu tidak terlaksana terus kecewa. 

Bukankah Allah SWT sudah berfirman:


"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
(TQS. Al Baqarah : 216)


Allah SWT menyatakan dalam surat al-Baqarah ayat 216 bahwa keadaan tertentu yang bagi kita tampaknya buruk bisa saja menjadi baik. Begitu pulasebaliknya, seperti yang ditunjukkan ayat tersebut, Allah SWT pun menyatakan bahwa apa yang dicintai seseorang adalah buruk baginya.


Ingatlah permasalahan demi permasalahan tidak akan pernah selesai sampai akhir hayat, baik orang miskin maupun kaya sekalipun pasti akan mengalami jatuh bangun dengan segudang permasalahan pada tingkatannya masing-masing, oleh karena itu betapa penting untuk senantiasa riyadhoh (latihan) agar kekuatan mentalnya dalam setiap kekecewaan bukan hanya terobati tetapi dapat menjadi kokoh dan tegar dalam bersikap.

Tips untuk menghindari kekecewaan:
 

Pertama, jangan sekali-sekali menargetkan apa yang di mau, selalu dalam segala hal harus ada judul didepannya yaitu dengan kata "Insya Allah", kalau Allah ridho akan keinginan kita mudah-mudahan tercapai, kalau tidak jangan memaksakan karena tidak akan terwujud, senantiasa qonaah dan ikhlas. 
Kalau banyak keinginan siap-siap untuk kecewa, kalau sudah kecewa susah, menjeritlah hanya kepada Allah, Allah itu bisa menjadi sahabat, sampaikan kepada Allah segala keluh kesah kita, hanya kepada Allah dengan sepenuh keyakinan, kenapa? 
karena yang membuat rasa itu Allah, yang membuat senang juga Allah. 
Kita ikhtiar maksimal tetapi Allah yang memutuskan, kalau kalbu kita tertuntun pada saat marah, marahnya tidak akan lama, kata "Insya Allah" ini aplikasi dari sebuah tawakal kepada Allah.

Kedua, harus haqul yakin kepada Allah, contoh sudah taaruf, sudah menentukan hari pernikahan, tiba-tiba ada sesuatu hal yang menyebabkan batalnya pernikahan itu, kita harus membacanya sebagai pertolongan Allah. T.T

Ketiga, kita harus pasrah, tawakal kepada Allah,.berpikir positif terus sehingga menuju cahaya Allah, kalau tujuannya sebatas mendapatkan seseorang, tentu akan berakhir setelah di dapat, kalau tidak dapat kecewa, tapi kalau tujuannya menuju cahaya Allah bisa dipastikan tidak akan ada kekecewaan karena itulah tujuan sesungguhnya dan tujuan sebenarnya, kalau hal ini sudah hadir di hati luar biasa indahnya.

Segala puji bagi Allah, karena kebesaran-Nya kita bisa menghujamkan pinta seorang hamba ini ke dalam kalbu kita, Insya Allah bermanfaat.

"Allahu Rabbi, aku minta izin bila suatu saat aku jatuh cinta, jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang, hingga membuat lalai akan adanya Engkau. Allahu Rabbi, aku punya pinta bila suatu saat aku jatuh cinta, penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas biar rasaku pada-Mu tetap utuh. Allahu Rabbi, izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan kasih-Mu dan membuat semakin mengagumi-Mu".

"Allahu Rabbi, bila suatu saat aku jatuh cinta, pertemukanlah kami, berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu, Allahu Rabbi, pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh cinta jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku anugerahkanlah aku cinta-Mu, cinta yang tak pernah pupus oleh waktu".


Rasulullah berkata, "jika ada seseorang yang datang bermaksud meminangmu, maka bukan ummatku kalau tidak mengikuti sunnahku, tapi bagi yang tidak berkesempatan jangan pernah khawatir karena sudah pasti Allah mempunyai rahasia dibalik semuanya."

Kalbu seorang muslim langkahnya bisa berkata tanpa berkata, perilakunya bisa dibaca oleh orang lain, indah kalbunya indah pula kata-katanya, atau justru sebaliknya, maka jika ingin hidup ini indah jadikanlah cahaya Allah sebagai tujuan, karena Allah begitu indah dan keindahannya akan terbias kepada kita jika Dia menghendaki.. 

Wallahualam bishawab.

Senin, 28 Maret 2011

Jalan Ikhlas untuk Kehilangan Orang yang Kita Sayang karena Sikap Kita Sendiri

Jalan Ikhlas untuk Kehilangan Orang yang Kita Sayang karena Sikap Kita Sendiri:
  1. Percaya akan takdir bahwa dia memang bukan untuk kamu, lalu memperbaiki kesalahan kita agar jangan sampai terulang dengan yg lain, anggap saja yang telah terjadi adalah sebagai pelajaran bagi kita;
  2. Kita sadar kalau telah melakukan kesalahan dan tidak akan mengulanginya lagi...kalau kita mencintai seseorang maka kita harus rela jikalau kita kehilangan orang itu (susah nih) ...ikhlas itu datang dari hati kita sendiri, membiarkan dia pergi demi kebahagiaannya di tempat lain (may be);
  3. Yang penting kita sudah minta maaf dan memberi penjelasan yang benar, itu sudah lebih dari cukup...cari yang lain dan jangan mengulangi atau melakukan kekonyolan lagi, agar tidak menyesal;
  4. Walaupun kita berpisah, kita ikhlaskan...karena aku bersalah mungkin ini lebih baik bisa jadi aku akan mendapat yg lebih baik dari dia...begitu juga dia....kita harus ikhlas ...ada pertemuan pasti ada perpisahan;
  5. Mungkin awalnya memang akan sulit untuk ikhlas, kita bercermin ke diri sendiri aja, kalo kehilangan karena ulah kita, ya kita harus maklum berarti memang kita yang salah, nanti juga akan ikhlas, tapi memang, tidak dalam waktu dekat;
  6. Menerima kenyataan, perpisahan adalah sesuatu yang lumrah ,kepentingan setiap insan adalah berbeda, jika tidak dapat memperpanjang hubungan ini, jangan berkecil hati dan berhenti menyalahkan diri sendiri, karena kepergiannya bukan karena sikap anda semata tetapi kepergiannya adalah suatu hakikat yang mengharuskan dia pergi;
  7. Tapi...seandainya kamu benar-benar tidak mau kehilangan dia, kamu yakinin dia, dan merubah sikap kamu :)
Saya sendiri sedang dalam masalah besar sekarang...
setelah saya ikhlas...
ada hal baru lagi...
T.T
* dimarahin habis-habisan sama orang tua saya....
ヾ(^∇^)
karena ngakuin semua kesalahan yang pernah saya lakukan sampai saat ini. (sebelum taubat)
Semoga Allah berkenan mengampuni saya.