Selasa, 31 Juli 2012

10 Karakteristik Muslim Sejati

Hasan Al Banna merumuskan 10 karakteristik muslim yang dibentuk didalam madrasah tarbawi. Karakteristik ini seharusnya yang menjadi ciri khas dalam diri seseorang yang mengaku sebagai muslim, yang dapat menjadi furqon (pembeda) yang merupakan sifat-sifat khususnya (muwashofat).
Karakter ini menurut Beliau Hasan Al Banna, merupakan pilar pertama terbentuknya masyarakat islam maupun tertegaknya sistem Islam dimuka bumi serta menjadi soko guru peradaban dunia (Ustadziyatul 'alam).
Kesepuluh karakter itu adalah :

  1. Salimul Aqidah:  Bersih Akidahnya dari sesuatu hal yang mendekatkan dan menjerumuskan dirinya dari lubang syirik.
  2. Shahihul Ibadah: Benar Ibadahnya menurut AlQur'an dan Assunnah serta terjauh dari segala Bid'ah yang dapat menyesatkannya.
  3. Matinul Khuluq:  Mulia Akhlaknya sehingga dapat menunjukkan sebuah kepribadian yang menawan dan dapat meyakinkan kepada semua orang bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan Lil Alamin).
  4. Qowiyul Jismi: Kuat Fisiknya sehingga dapat mengatur segala kepentingan bagi jasmaninya yang merupakan amanah/titipan dari Alloh SWT.
  5. Mutsaqoful Fikri: Luas wawasan berfikirnya sehingga dia mampu menangkap berbagai informasi serta perkembangan yang terjadi disekitarnya.
  6. Qodirun 'alal Kasbi: Mampu berusaha sehingga menjadikannya seorang yang berjiwa mandiri dan tidak mau bergantung kepada orang lain dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
  7. Mujahidun linafsihi: Bersungguh sungguh dalam jiwanya sehingga menjadikannya seseorang yang dapat memaksimalkan setiap kesempatan ataupun kejadian sehingga berdampak baik pada dirinya ataupun orang lain.
  8. Haritsun 'ala waqtihi: Efisien dalam memanfaatkan waktunya sehingga menjadikannya sebagai seorang yang pantang menyiakan waktu untuk melakukan kebaikan, walau sedetikpun. karena waktu yang kita gunakan selama hidup ini akan dipertanggungjawabkan dihadapan Alloh SWT.
  9. Munazhom Fii Su'unihi: Tertata dalam urusannya sehingga menjadikan kehidupannya teratur dalam segala hal yang menjadi tanggung jawab dan amanahnya. Dapat menyelesaikan semua masalahnya dengan baik dengan cara yang baik.
  10. Naafi'un Li Ghairihi: Bermanfaat bagi orang lain, sehingga menjadikannya seseorang yang bermanfaat dan dibutuhkan. Keberadaannya akan menjadi sebuah kebahagiaan bagi orang lain dan Ketiadaannya akan menjadikan kerinduan pada orang lain.
Aku muslim sejati bukan Ya Allah?
(´・_・`)




Dicopas n tambah sikit dari: http://abinummi.blogspot.com/2004/05/10-karakteristik-muslim-sejati.html

Abu Hurairah Sang Penyampai Hadits Nabi

Memang benar, bahwa kepintaran manusia itu mempunyai akibat yang merugikan dirinya sendiri. Dan orang-orang yang mempunyai bakat-bakat istimewa, banyak yang harus membayar mahal, justru pada waktu ia patut menerima ganjaran dan penghargaan…

Sahabat mulia Abu Hurairah termasuk salah seorang dari mereka,
Sungguh dia mempunyai bakat luar biasa dalam kemampuan dan kekuatan ingatan, Abu Hurairah mempunyai kelebihan dalam seni menangkap apa yang didengarnya, sedang ingatannya mempunyai keistimewaan dalam segi menghafal dan menyimpan.
Didengarnya, ditampungnya lalu terpatri dalam ingatannya hingga dihafalkannya, hampir tak pemah ia melupakan satu kata atau satu huruf pun dari apa yang telah didengarnya, sekalipun usia bertambah dan masa pun telah berganti-ganti.

Bahkan boleh dibilang otaknya menjadi gudang perbendaharaan dalam masa wahyu,
Oleh karena itulah, ia telah mewakafkan hidupnya untuk lebih banyak mendampingi Rasulullah sehingga termasuk yang terbanyak menerima dan menghafal Hadits, serta meriwayatkannya.

Sewaktu datang masa pemalsu-pemalsu hadits yang dengan sengaja membikin hadits-hadits bohong dan palsu, seolah-olah berasal dari Rasulullah SAW mereka memperalat nama Abu Hurairah dan menyalahgunakan ketenararnya dalam meriwayatkan Hadits dari Nabi SAW, hingga sering mereka mengeluarkan sebuah "hadits", dengan menggunakan kata-kata: — "Berkata Abu Hurairah… "
Dengan perbuatan ini hampir-hampir mereka menyebabkan ketenaran Abu Hurairah dan kedudukannya selaku penyampai Hadits dari Nabi SAW menjadi lamunan keragu-raguan dan tanda tanya, kalaulah tidak ada usaha dengan susah payah dan ketekunan yang luar biasa, serta banyak waktu yang telah di habiskan oleh tokoh-tokoh utama para ulama Hadits yang telah membaktikan hidup mereka untuk berhidmat kepada Hadits Nabi dan menyingkirkan setiap tambahan yang dimasukkan ke dalamnya.

Di sana Abu Hurairah berhasil lolos dari jaringan kepalsuan dan penambahan-penambahan yang sengaja hendak diselundupkan oleh kaum perusak ke dalam Islam, dengan mengkambing hitamkan Abu Hurairah dan membebankan dosa dan kejahatan mereka kepadanya.

Setiap anda mendengar muballigh atau penceramah atau khatib Jumat mengatakan kalimat yang mengesankan dari Abu Hurairah r.a berkata ia, telah bersabda Rasulullah SAW .
" Saya katakan ketika anda mendengar nama ini dalam rangkaian kata tersebut, dan ketika anda banyak menjumpainya, yah banyak sekali dalam kitab-kitab Hadits, sirah, fiqih serta kitab-kitab Agama pada umumnya, maka diketahuilah bahwa anda sedang menemui suatu pribadi, antara sekian banyak pribadi yang paling gemar bergaul dengan Rasulullah dan mendengarkan sabdanya.
Karena itulah perbendaharaannya yang menakjubkan dalam hal Hadits dan pengarahan-pengarahan penuh hikmat yang dihafalkannya dari Nabi·SAW jarang diperoleh bandingannya .

Dan dengan bakat pemberian Allah yang dipunyainya beserta perbendaharaan Hadits tersebut, Abu Hurairah merupakan salah seorang paling mampu membawa anda ke hari-hari kehidupan Rasulullah SAW beserta para sahabatnya dan membawa anda berkeliling, asal anda beriman teguh dan berjiwa siaga, mengitari pelosok dan berbagai ufuk yang membuktikan kehebatan Nabi Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya itu dan memberikan makna kepada kehidupan ini dan memimpinnya ke arah kesadaran dan pikiran sehat.
Dan bila garis-garis yang anda hadapi ini telah menggerakkan kerinduan anda untuk mengetahui lebih dalam tentang Abu Hurairah dan mendengarkan beritanya, maka silakan anda memenuhi keinginan anda tersebut.

Ia adalah salah seorang yang menerima pantulan revolusi Islam, dengan segala perubahan mengagumkan yang diciptakannya.
Dari orang upahan menjadi induk semang atau majikan.
Dari seorang yang terlunta-lunta di tengah-tengah lautan manusia, menjadi imam dan ikutan!
Dan dari seorang yang sujud di hadapan batu-batu yang disusun, menjadi orang yang beriman kepada Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.
Inilah dia sekarang bercerita dan berkata: -
"Aku dibesarkan dalam keadaan yatim, dan pergi hijrah dalam keadaan miskin.
Aku menerima upah sebagai pembantu pada Busrah binti Ghazwan demi untuk mengisi perutku! Akulah yang melayani keluarga itu bila mereka sedang menetap dan menuntun binatang tunggangannya bila sedang bepergian.
Sekarang inilah aku, Allah telah menikahkanku dengan putri Busrah, maka segala puji bagi Allah yang telah menjadikan Agama ini tiang penegak, dan menjadikan Abu Hurairah ikutan ummat."

******
Ia datang kepada Nabi saw di tahun yang ke tujuh Hijriah sewaktu beliau berada di Khaibar ia memeluk Islam karena dorongan kecintaan dan kerinduan.
Dan semenjak ia bertemu dengan Nabi SAW dan berbaiat kepadanya, hampir-hampir ia tidak berpisah lagi daripadanya kecuali pada saat-saat waktu tidur.
Begitulah berjalan selama masa empat tahun yang dilaluinya bersama Rasulullah SAW yakni sejak ia masuk islam sampai wafatnya Nabi, pergi ke sisi Yang Maha Tinggi.
Kita katakan: "Waktu yang empat tahun itu tak ubahnya bagai suatu usia manusia yang panjang lebar, penuh dengan segala yang baik, dari perkataan, sampai kepada perbuatan dan pendengaran… !

*****
Dengan fitrahnya yang kuat, Abu Hurairah mendapat kesempatan yang besar yang memungkinkannya untuk memainkan peranan penting dalam berbakti kepada Agama Allah.
Pahlawan perang dikalangan sahabat, banyak….
Ahli fiqih, juru dawah dan para guru juga tidak sedikit ….
Tetapi lingkungan dan masyarakat memerlukan tulisan dan penulis.
Di masa itu golongan manusia pada umumnya,jadi bukan hanya terbatas pada bangsa Arab saja, tidak mementingkan tulis menulis.
Dan tulis menulis itu belum lagi merupakan bukti kemajuan di masyarakat manapun.
 Bahkan Eropah sendiri juga demikian keadaannya sejak kurun waktu yang belum lama ini. Kebanyakan dari raja-rajanya, tidak terkecuali Charlemagne sebagai tokoh utamanya, adalah orang-orang yang buta huruf, tak tahu tulis baca, padahal menurut ukuran masa itu, mereka memiIiki kecerdasan dan kemampuan besar….

*****
Kembali kita pada pembicaraan bermula untuk melihat Abu Hurairah, bagaimana ia dengan fitrahnya dapat menyelami kebutuhan masyarakat baru yang dibangun oleh Islam, yaitu kebutuhan akan orang-orang yang dapat melihat dan memelihara peninggalan dan ajaran-ajarannya.
Pada waktu itu memang ada para sahabat yang mampu menulis, tetapi jumlah mereka sedikit sekali, apalagi sebagiannya tak mempunyai kesempatan untuk mencatat Hadits-hadits yang diucapkan oleh Rasul.
Sebenamya Abu Hurairah bukanlah seorang penulis, ia hanya seorang ahli hafal yang mahir, di samping memiliki kesempatan atau mampu mengadakan kesempatan yang diperlukan itu, karena ia tak punya tanah yang akan digarap, dan tidak punya perniagaan yang akan diurus.
Ia pun menyadari bahwa dirinya termasuk orang yang masuk Islam belakangan, maka ia bertekad untuk mengejar ketinggalannya, dengan cara mengikuti Rasul terus menerus dan secara tetap menyertai majelisnya .
Kemudian disadarinya pula adanya bakat pemberian Allah ini pada dirinya, berupa daya ingatannya yang luas dan kuat, serta semakin bertambah kuat, tajam dan luas lagi dengan doa Rasul , "agar pemilik bakat ini diberi Allah berkat."
Ia menyiapkan dirinya dan menggunakan bakat dan kemampuan karunia Ilahi untuk memikul tanggung jawab dan memelihara peninggalan yang sangat penting ini dan mewariskannya kepada generasi kemudian.

****
Abu Hurairah bukan tegolong dalam barisan penulis, tetapi sebagaimana telah kita utarakan, ia adalah seorang yang terampil menghafal lagi kuat ingatan …. Karena ia tak punya tanah yang akan ditanami atau perniagaan yang akan menyibukkannya, ia tidak berpisah hengan Rasul, baik dalam perjalanan maupun di kala menetap.

Begitulah ia mempermahir dirinya dan ketajaman daya ingatnya untuk menghafal Hadits-hadits Rasulullah SAW dan pengarahannya.
Sewaktu Rasul telah pulang ke RafikulAla (wafat), Abu Hurairah terus-menerus menyampaikan Hadits-Hadits, yang menyebabkan sebagian sahabatnya merasa heran sambil bertanya-tanya di dalam hati, dari mana datangnya hadits-hadits ini, kapan didengarya dan diendapkannya dalam ingatannya.

Abu Hurairah telah memberikan penjelasan untuk menghilangkan kecurigaan ini, dan menghapus keragu-raguan yang menulari putra sahabatnya, maka katanya:
"Tuan-tuan telah mengatakan bahwa Abu Hurairah banyak sekali mengeluarkan Hadits dari Nabi SAW. Dan tuan-tuan katakan pula orang-orang Muhajirin yang lebih dahulu daripadanya masuk Islam, tak ada menceritakan hadits-hadits itu?

Ketahuilah, bahwa sahabat-sahabatku orang-orang Muhajirin itu, sibuk dengan perdagangan mereka di pasar-pasar, sedang sahabat-sahabatku orang-orang Anshar sibuk degan tanah pertanian mereka, Sedang aku adalah seorang miskin, yang paling banyak menyertai majelis Rasulullah, maka aku hadir sewaktu yang lain absen …dan aku selalu ingat seandainya mereka lupa karena kesibukan.

Dan Nabi SAW pernah berbicara kepada kami di suatu hari, kata beliau:
"Siapa yang membentangkan sorbannya hingga selesai pembicaraanku, kemudian ia meraihnya ke dirinya, maka ia takkan terlupa akan suatu pun dari apa yang telah didengarnya dari padaku!"
Maka kuhamparkan kainku, lalu beliau berbicara kepadaku, kemudian kuraih kain itu ke diriku, dan demi Allah, tak ada suatu pun yang terlupa bagiku dari apa yang telah kudengar daripadanya!
Demi Allah kalau tidaklah karena adanya ayat di dalam Kitabullah niscaya tidak akan kukabarkan kepada kalian sedikit jua pun! Ayat itu ialah:
"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa-apa yang telah kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk, sesudah Kami nyatakan kepada manusia di dalam Kitab mereka itulah yang dikutuk oleh Allah dan dikutuk oleh para pengutuk (Malaikat-malaikat)!"

Demikianlah Abu Hurairah menjelaskan rahasia kenapa hanya ia seorang diri yang banyak mengeluarkan riwayat dari Rasulullah SAW.

Yang pertama: karena ia melowongkan waktu untuk menyertai Nabi lebih banyak dari para shahabat lainnya.

Kedua, karena ia memiliki daya ingatan yang kuat, yang telah diberi berkat oleh Rasul, hingga ia jadi semakin kuat.

Ketiga, ia menceritakannya bukan karena ia gemar bercerita, tetapi karena keyakinan bahwa menyebarluaskan hadits-hadits ini, merupakan tanggung jawabnya terhadap Agama dan hidupnya.

Kalau tidak dilakukannya berarti ia menyembunyikan kebaikan dan haq, dan termasuk orang yang lalai yang sudah tentu akan menerima hukuman kelalaiannya … !
Oleh sebab itulah ia harus saja memberitakan, tak suatupun yang menghalanginya dan tak seorang pun boleh melarangnya … hingga pada suatu hari Amirul Muminin Umar berkata kepadanya: "Hendaklah kamu hentikan menyampaikan berita dari Rasulullah! Bila tidak, maka akan kukembalikan kau ke tanah Daus… !" (yaitu tanah kaum dan keluarganya).
Tetapi larangan ini tidaklah mengandung suatu tuduhan bagi Abu Hurairah, hanyalah sebagai pengukuhan dari.suatu pandangan yang dianut oleh Umar, yaitu agar orang-orang Islam dalam jangka waktu tersebut, tidak membaca dan menghafalkan yang lain, kecuali Al-Qur'an sampai ia melekat dan mantap dalam hati sanubari dan pikiran.

Al-Qur'an adalah kitab suci Islam, Undang-undang Dasar dan kamus lengkapnya dan terlalu banyaknya cerita tentang Rasulullah SAW teristimewa lagi pada tahun-tahun menyusul wafatnya Nabi SAW, saat sedang dihimpunnya Al-Quran, dapat menyebabkan kesimpangsiuran dan campur-baur yang tidak berguna dan tak perlu terjadi !
Oleh karena ini, Umar berpesan:
"Sibukkanlah dirimu dengan Al-Quran karena dia adalah kalam Allah…"·.
Dan katanya lagi : "Kurangilah olehmu meriwayatkan perihal Rasulullah kecuali yang mengenai amal perbuatannya!"
Dan sewaktu beliau mengutus Abu Musa al-Asyari ke Irak ia berpesan,kepadanya:
"Sesungguhnya anda akan mendatangi suatu kaum yang dalam mesjid mereka terdengar bacaan Al-Qur'an seperti suara lebah. maka biarkanlah seperti itu dan jangan anda bimbangkan mereka dengan hadits-hadits, dan aku menjadi pendukung anda dalam hal ini!"

Al-Qur'an sudah dihimpun dengan jalan yang sangat cermat, hingga terjamin keasliannya tanpa dirembesi oleh hal-hal lainnya.
Adapun hadits, maka umar tidak dapat menjamin bebasnya dari pemalsuan atau perubahan atau diambilnya sebagai alat untuk mengada-ada terhadap Rasulullah SAW dan merugikan Agama Islam.
Abu Hurairah menghargai pandangan Umar, tetapi ia juga percaya terhadap dirinya dan teguh memenuhi amanat, hingga ia tak hendak menyembunyikan suatu pun dari Hadits dan ilmu selama diyakininya bahwa menyembunyikannya adalah dosa dan kejahatan.
Demikianlah, setiap ada kesempatan untuk menumpahkan isi dadanya berupa Hadits yang pemah didengar dan ditangkapnya tetap saja disampaikan dan dikatakannya.

******
Hanya terdapat pula suatu hal yang merisaukan, yang menimbulkan kesulitan bagi Abu Hurairah ini, karena seringnya ia bercerita dan banyaknya Haditsnya yaitu adanya tukang hadits yang lain yang menyebarkan hadits-hadits dari Rasulullah SAW dengan menambah-nambah dan melebih-lebihkan hingga para shahabat tidak merasa puas terhadap sebagian besar dari hadits-haditsnya.
Orang itu namanya Kaab al-ahbaar, seorang Yahudi yang masuk Islam.

*****
Pada suatu hari Marwan bin Hakam bermaksud menguji kemampuan menghafal dari Abu hurairah. Maka dipanggilnya ia dan dibawanya duduk bersamanya, lalu dimintanya untuk mengabarkan hadits-hadits dari Rasusullah SAW.
Sementara itu disuruhnya penulisnya menuliskan apa yang diceritakan Abu Hurairah dari balik dinding.
Sesudah berlalu satu tahun, dipanggilnya Abu Hurairah kembali dan dimintanya membacakan lagi hadits-hadits yang dulu itu yang telah ditulis sekretarisnya.
Ternyata tak ada yang terlupa oleh Abu Hurairah walau agak sepatah kata pun ……..!

Ia berkata tentang dirinya:
"Tak ada seorang pun dari sahabat-sahabat Rasul yang lebih banyak menghafal Hadits dari padaku, kecuali Abdullah bin Amr bin Ash, karena ia pandai menuliskannya sedang aku tidak ".

Dan Imam Syafii mengemukakan pula pendapatnya tentang Abu Hurairah:
"la seorang yang paling banyak hafal di antara seluruh perawi Hadits sesamanya".

Sementara Imam Bukhari menyatakan pula:
"Ada delapan ratus orang atau lebih dari sahabat tabiin dan ahli ilmu yang meriwayatkan Hadits dari Abu Hurairah".

Demikianlah Abu hurairah tak ubah bagai suatu perpustakaan besar yang telah ditaqdirkan kelestarian dan keabadiannya ….
Abu Hurairah termasuk orang ahli ibadat yang mendekatkan diri kepada Allah, selalu melakukan ibadat bersama isterinya dan anak-anaknya semalam-malaman secara bergiliran; mula-mula ia berjaga sambil shalat sepertiga malam kemudian dilanjutkan oleh isterinya sepertiga malam dan sepertiganya lagi dimanfaatkan oleh puterinya… "
Dengan demikian, tak ada satu saat pun yang berlalu setiap malam di rumah Abu Hurairah, melainkan berlangsung di sana ibadat, dzikir dan shalat!

Karena keinginannya memusatkan perhatian untuk menyertai Rasulullah SAW, ia pernah menderita kepedihan lapar yang jarang diderita orang lain.
Dan pernah ia menceritakan kepada kita bagaimana rasa lapar telah menggigit-gigit perutnya, maka diikatkannya batu dengan surbannya ke perutnya dan ditekannnya ulu hatinya dengan kedua tangannya, lalu terjatuhlah ia di masjid rambil menggeliat-geliat kesakitan hingga sebagian sahabat menyangkanya ayan, padahal sama sekali bukan .. .!
Semenjak ia menganut Islam tak ada yang memberatkan dan menekan perasaan Abu Hurairah dari berbagai persoalan hidupnya ini, kecuali satu masalah yang hampir menyebabkannya tak dapat memejamkan mata.
Masalah itu ialah mengenai ibunya, karena waktu itu ia menolak untuk masuk Islam .

Bukan hanya sampai di sana saja, bahkan ia menyakitkan perasaannya dengan menjelek-jelekkan Rasulullah SAW di depannya.
Pada suatu hari ibunya itu kembali mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan bagi Abu Hurairah tentang Rasulullah SAW, hingga ia tak dapat menahan tangisnya dikarenakan sedihnya, lalu ia pergi ke mesjid Rasul….

Marilah kita dengarkan ia menceritakan lanjutan berita kejadian itu sebagai berikut:
Sambil menangis aku datang kepada Rasulullah, lalu kataku:
"Ya Rasul Allah, aku telah meminta ibuku masuk islam, ajaranku itu ditolaknya, dan hari ini aku pun baru saja, memintanya masuk Islam.
Sebagai jawaban ia malah mengeluarkan kata-kata yang tak kusukai terhadap diri Anda.
Karenanya mohon anda do'akan kepada Allah kiranya ibuku itu ditunjuki-Nya kepada Islam."

Maka Rasulullah SAW berdo'a: "Ya Allah tunjukkilah ibu Abu Hurairah!"

Aku pun berlari mendapatkan ibuku untuk menyampaikan kabar gembira tentang do'a Rasulullah itu. Sewaktu sampai di muka pintu, kudapati pintu itu terkunci.
Dari luar kedengaran hunyi gemercik air, dan suara ibu memanggilku: "Hai Abu Hurairah, tunggulah ditempatmu itu… !"
Di waktu ibu keluar ia memakai baju kurungnya, dan membalutkan selendangnya sambil mengucapkan: "Asyhadu alla ilaha illa Allah, wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa Rasuluh

Aku pun segera berlari menemui Rasulullah SAW sambil menangis karena gembira, sebagaimana dahulu aku menangis karena berduka, dan kataku padanya: "Kusampaikan kabar suka ya Rasulallah, bahwa Allah telah mengabulkan do'a anda .
Allah telah menunjuki ibuku ke dalam islam … ".
Kemudian kataku pula:
"Ya Rasul Allah, mohon anda do'akan kepada Allah, agar aku dan ibuku dikasihi oleh orang-orang Mukmin, baik laki-laki maupun perempuan!"

Maka Rasul berdo'a: "Ya Allah, mohon engkau jadikan hambu-Mu ini beserta ibunya dikasihi oleh sekalian orang-orang Mukmin, laki-laki dan perempuan …!"

*****
Abu Hurairah hidup sebagai seorang ahli ibadah dan seorang mujahid,  tak pernah ia ketinggalan dalam perang, dan tidak pula dari ibadat.
Di zaman Umar bin Khatthab, ia diangkat sebagai amir untuk daerah Bahrain, sedang Umar sebagaimana kita ketahui adalah seorang yang sangat keras dan teliti terhadap pejabat-pejabat yang diangkatnya.
Apabila ia mengangkat seseorang sedang ia mempunyai dua pasang pakaian maka sewaktu meninggalkan jabatannya nanti haruslah orang itu hanya mempunyai dua pasang pakaian juga…… malah lebih utama kalau ia hanya memiliki satu pasang saja!
Apabila waktu meninggalkan jabatan itu terdapat tanda-tanda kekayaan, maka ia takkan luput dari interogasi Umar, sekalipun kekayaan itu berasal dari jalan halal yang dibolehkan syara!
Suatu dunia lain …. yang diisi oleh Umar dengan hal-hal luar biasa dan mengagumkan.

Rupanya sewaktu Abu Hurairah memangku jabatan sebagai kepala daerah Bahrain ia telah menyimpan harta yang berasal dari sumber yang halal.
Hal ini diketahui oleh Umar, maka iapun dipanggilnya datang ke Madinah.
Dan mari kita dengarkan Abu Hurairah, memaparkan soal jawab ketus yang berlangsung antaranya dengan Amirul Muminin Umar:
Kata Umar:  "Hai musuh Allah dan musuh kitab-Nya, apa engkau telah mencuri harta Allah?
Abu Hurairah;. "Aku bukan musuh Allah dan tidak pula musuh kitab-Nya.hanya aku menjadi musuh orang yang memusuhi keduanya dan aku bukanlah orang yang mencuri harta Allah . . !
Umar: " Lalu, dari mana,kau peroleh sepuluh ribu itu?
Abu Hurairah: Kuda kepunyaanku beranak-pinak dan pemberian orang berdatangan .
Umar: Kembalikan harta itu ke perbendaharaan negara (baitul maal)… !
Abu Hurairah menyerahkan hartanya itu kepada Umar, kemudian ia mengangkat tangannya ke arah langit sambil berdua: "Ya Allah, ampunilah Amirul Muminin."

Tak selang beberapa lamanya.
Umar memanggil Abu Hurairah kembali dan menawarkan jabatan kepadanya di wilayah baru.
Tapi ditolaknya dan dimintanya maaf karena tak dapat menerimanya.
Kata Umar kepadanya:"Kenapa, apa sebabnya?"
Jawab Abu Hurairah: "Agar kehormatanku tidak sampai tercela, hartaku tidak dirampas, punggungku tidak dipukul… !"
Kemudian katanya lagi: "Dan aku takut menghukum tanpa ilmu dan bicara tanpa belas kasih … !"

Pada suatu hari sangatlah rindu Abu Hurairah hendak bertemu dengan Allah.
Selagi orang-orang yang mengunjunginya mendo'akannya cepat sembuh dari sakitnya, ia sendiri berulang-ulang memohan kepada Allah dengan berkata:
"Ya Allah, sesungguhnya aku telah sangat rindu hendak bertemu dengan-Mu,
Semoga Engkau pun demikian."
Dalam usia 78 tahun, tahun yang ke-59 Hijriyah ia pun berpulang ke rahmatullah.
Di sekeliling orang-orang shaleh penghuni pandam pekuburan Baqi, di tempat yang beroleh berkah, di sanalah jasadnya dibaringkan.
Dan sementara orang-orang yang mengiringkan jenazahnya kembali dari pekuburan, mulut dan lidah mereka tiada henti-hentinya membaca Hadits yang disampaikan Abu Hurairah kepada mereka dari Rasulullah SAW.

Salah seorang di antara mereka yang baru masuk islam bertanya kepada temannya:
"Kenapa syekh kita yang telah berpulang ini diberi gelar Abu Hurairah (bapak kucing)? Tentu temannya yang telah mengetahui akan menjawabnya:
"Di waktu jahiliyah namanya dulu Abdu Syamsi, dan tatkala ia memeluk Islam, ia diberi nama oleh Rasul dengan Abdurrahman.
Ia sangat penyayang kepada binatang dan mempunyai seekor kucing, yang selalu diberinya makan, digendongnya, dibersihkannya dan diberinya tempat.
Kucing itu selalu menyertainya seolah-olah bayang bayangnya.
Inilah sebabnya ia diheri gelar "Bapak Kucing", moga-moga Allah ridha kepadanya dan menjadikannya ridha kepada Allah.

fixed from: http://www.suaramedia.com/sejarah/sejarah-islam/18145-kisah-perjuangan-abu-hurairah-sang-penyampai-hadits-nabi.html

Lima akhlak ciri ulama akhirat

Bismillahirrahmanirrahim
 
Hujjatul Islam Abu Hamid Al-Ghazali berkata:
“Ada dikatakan: lima akhlak yang merupakan ciri-ciri ulama’ akhirat, yang disimpulkan dari lima ayat Kitabullah, yaitu khasyyah, khusyu’, tawadhu’, husnul khuluq, dan lebih mengutamakan akhirat dibanding dunia – yakni: zuhud
Adapun akhlak khasyyah (merasa takut kepada Allah), diambil dari firman Allah, “...sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ‘ulama’...” 
(Qs. Fathir: 28). 
Adapun akhlak khusyu’ (tenang dan tunduk kepada Allah), diambil dari firman Allah, “…sedang mereka khusyu’ kepada Allah dan tidak menukarkan ayat-ayat-Nya dengan harga yang sedikit…” 
(Qs. Ali 'Imran: 199). 
Adapun akhlak tawadhu’ (rendah hati dan tidak sombong), diambil dari firman Allah, “…dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.” 
(Qs. al-Hijr: 88, senada juga Qs. asy-Syu’ara’: 215). 
Adapun husnul khuluq (berakhlak baik), diambil dari firman Allah,  
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka…” 
(Qs. Ali 'Imran: 159). 
Adapun akhlak zuhud (lebih mengutamakan akhirat dibanding dunia), diambil dari firman Allah,  
“Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu! Pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih…” 
(Qs. al-Qashash: 80).

 
[*] Dinukil dari kitab Ihya’ ‘Ulumiddin, I/77.

Muhammad Ali, sebuah kesaksian


Muhammad Ali (lahir sebagai Cassius Marcellus Clay, Jr. pada 17 Januari, 1942) adalah pensiunan petinju Amerika Serikat
Pada tahun 1999, Ali dianugerahi “Sportsman of the Century” oleh Sports Illustrated.Ali tiga kali menjadi Juara Dunia Tinju kelas Berat.
Ali lahir di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat. 
Namanya mengikuti nama ayahnya, Cassius Marcellus Clay, Sr. Ali kemudian mengubah namanya setelah bergabung dengan Nation of Islam dan akhirnya memeluk Islam Sunni pada tahun 1975.
Sebelum masuk Islam, dia menjuluki dirinya dengan “Yang Terbesar” karena dia adalah petinju terbaik pada masanya. 
Bahkan para pengamat olah raga mengakuinya sebagai petinju terbaik abad ini. 
Sejarah tinju belum pernah mengenal petinju secepat dia. 
Dia berlaga dengan gesit di atas ring dan memukul KO lawannya, lalu berseru dengan bangga, “Akulah yang terbesar”.
Akan tetapi setelah masuk Islam, dia membuang julukan ini, karena tidak suka membanggakan diri dan menjadi seorang yang sederhana dengan jiwa yang Islami.
Dialah petinju dunia Casius Mercelus Clay yang setelah itu dikenal dengan Muhammad Ali Clay.

Dia bercerita tentang perjalanannya masuk Islam.
Aku dilahirkan di Kentucky, Amerika Serikat. 
Daerah yang dikenal dengan ayam goreng khas yang memakai namanya, yang juga terkenal dengan perbedaan etnis yang kental.
Sejak kecil aku sudah merasakan perbedaan perlakuan ini karena aku berkulit coklat. 
Barangkali hal inilah yang mendorongku untuk belajar tinju agar bisa membalas perlakuan jahat teman-temanku yang berkulit putih. 
Dan karena aku mempunyai bakat serta otot yang kuat sehingga memudahkan jalanku.
Ketika belum genap berusia 20 tahun, aku sudah memenangkan pertandingan kelas berat di Olimpiade Roma tahun 1960.
Hanya beberapa tahun kemudian aku berhasil merebut juara dunia kelas berat dari Sony Le Stone dalam pertarungan paling pendek, karena hanya beberapa menit aku berhasil menjadi juara dunia. Dan di antara tepuk riuh para pendukung dan kilatan-kilatan alat kamera, aku berdiri didepan jutaan penonton yang mengelilingi ring dan kamera TV Islam, mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengganti namaku menjadi Muhammad Ali Clay. 
Untuk memulai sebuah peperangan baru melawan kebatilan yang menghalangiku mengumumkan ke-Islaman-ku semudah ini.
Kepindahanku ke agama Islam adalah hal yang wajar dan selaras dengan fitrah-fitrah yang Allah ciptakan untuk manusia. 
Kembaliku ke fitrah kebenaran membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berfikir, ini dimulai tahun 1960, ketika seorang teman muslim menemaniku pergi ke masjid untuk mendengarkan pengajian tentang Islam. 
Ketika mendengarkan ceramah, aku merasakan panggilan kebenaran memancar dari dalam jiwaku, menyeruku untuk menggapainya, yaitu kebenaran hakikat Allah, agama dan makhluk.
Perjalanan keimananku berlangsung bertahun-bertahun dalam bentuk perbandingan antara Islam dan Masehi, sebutah perjalanan yang berat, karena orang-orang disekitarku menghalangiku, kondisi masyarakatku rusak, kebenaran dan kebatilan bercampur aduk, ditambah lagi dengan doktrin gereja yang menggambarkan keadaan orang-orang muslim yang lemah dan terbelakang yang diakibatkan oleh ajaran Islam itu sendiri. 

Tapi Allah memberiku petunjuk, dan menerangi jalan pilihanku sehingga aku dapat membedakan antara realita umat Islam sekarang dengan hakekat Islam yang abadi. 
Aku meyakini bahwa Islam membawa kebahagiaan untuk semua orang. Tidak membeda-bedakan warna kulit, etnis dan ras, semuanya sama dihadapan Allah azza wa jalla. 
Yang paling utama di sisi Tuhan mereka adalah yang paling bertakwa. 
Aku meyakini sedang berada didepan sebuah kebenaran yang tak mungkin berasal dari manusia.
Aku membandingkan ajaran Trinitas dengan ajaran Tauhid dalam Islam. 
Aku merasa bahwa Islam lebih rasional. 
Karena tidak mungkin tiga Tuhan mengatur satu alam dengan rapih seperti ini. 
“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang”. (QS. 36 : 40)

Ini suatu hal yang mustahil terjadi dan takkan memuaskan orang yang berakal dan mau berfikir.
Aku merasakan betapa orang-orang Islam menghormati Isa A.S. dan ibunya. 
Menempatkan mereka pada kedudukan yang sama. Ini hanya ada dalam Islam atau ajaran Nasrani yang masih murni, adapun yang diucapkan para pendeta dan pastur adalah kebohongan belaka.
Aku membaca terjemahan Al-Qur’an dan akupun bertambah yakin bahwa Islam adalah agama yang hak yang tidak mungkin dibuat oleh manusia. 
Aku mencoba bergabung dengan komunitas muslim dan aku mendapati mereka dengan perangai yang baik, toleransi dan saling membimbing. 
Hal ini tidak aku dapatkan selama bergaul dengan orang-orang Nasrani yang hanya melihat warna kulitku dan bukan kepribadianku.
Inilah kisah masuk Islamnya juara tinju dunia Muhammad Ali Clay yang mengumumkan ke-Islaman-nya terang-terangan pada saat kemenangannya, seolah-olah dia ingin memberikan pukulan keras kepada para taghut seperti yang dialami oleh lawannya Sony Le Stone.
Masuk Islam-nya bukanlah akhir dari segalanya tapi baru permulaan, karena hari itu adalah hari kelahirannya yang sebenarnya. 
Dia memulai hidup barunya dari sini, dia tinggalkan seluruh masa lalunya yang bertentangan dengan Islam dan memfokuskan perhatiannya hanya kepada Allah. 
Surat yang pertama kali dia hafal adalah Al-Fatihah yang ia memulai perjalanan kedamaian dan keimanan.
Muhammad Ali berziarah ke Mekkah tahun 1973, berkali-kali dia kesana dan juga ke Madinah Al-Munawwarh. 
Dia memohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosa yang telah dilakukannya sebelum masuk Islam, dan memohon kepada-Nya agar memberinya husnul khatimah.
Sekarang dia adalah seorang pemimpin keluarga muslim. 
Dia memberi nama puteri-puterinya dengan nama-nama yang Islami adalah : Muhammad, Maryam, Rasyidah, Khalilah, Jamilah, Hana dan Laila. 
Mereka mempelajari Islam dan senantiasa pergi ke masjid untuk untuk menjalin hubungan yang abadi dengan Tuhan mereka dan anak-anak muslim lainnya.
Kini dia termasuk orang-orang yang giat berdakwah di Amerika dan memberikan dana. 
Meskipun demikian dia masih merasa belum memberikan yang terbaik untuk Islam. 
Dibenaknya ada harapan dan keinginan untuk memberikan lebih banya untuk pengabdian kepada agama Allah dan menegakkan kalimah-Nya.
Kilas Balik
* 17 Januari 1942: Lahir dengan nama Cassius Marcellus Clay, Jr. dari ayah Cassius Marcellus Clay, Sr., seorang pelukis billboard (papan iklan) dan rambu lalu lintas dan ibu Odessa Grady Clay, seorang pencuci pakaian.
* Pada usia 12 tahun, Clay, jr. melapor kepada polisi bernama Joe Martin, bahwa sepeda BMX barunya dicuri orang. Joe Martin, yang juga seorang pelatih tinju di Louisville, mengajari Clay kecil cara bertinju agar dapat menghajar si pencuri sepeda. Clay kecil sangat antusias berlatih tinju di bawah bimbingan Martin.
* 1960: Meraih medali emas kelas berat ringan Olimpiade 1960 di Roma, Italia.
* 29 Oktober 1960: Debut pertama di ring profesional. Menang angka 6 ronde atas Tunney Hunsaker.
* 25 Februari 1964: Merebut gelar juara dunia kelas berat dengan menang TKO ronde 7 dari 15 ronde yang direncanakan atas Sonny Liston di Florida, AS. Liston mengalami cedera pada leher yang membuatnya mengundurkan diri dari pertandingan.
* Segera setelah menang atas Liston, Clay memproklamirkan agama dan nama barunya, Muhammad Ali, serta masuknya dia dalam kelompook Nation of Islam yang kontroversial. (Pada buku biografi Ali yang diluncurkan pada tahun 2004, Ali mengaku sudah tidak bergabung dengan NOI, tapi bergabung dengan jamaah Islam Sunni pada tahun 1975.
* 25 Mei 1965: tanding ulang antara Ali melawan Liston yang penuh kontroversi. Pukulan Ali yang begitu cepat menimbulkan spekulasi di kalangan tinju yang menyebut pukulan Ali sebagai ‘phantom punch’. Pukulan itu begitu cepat, sehingga tidak tampak mengenai Liston yang roboh. Banyak isu yang berkembang, termasuk suap dan ancaman orang-orang NOI terhadap Liston dan keluarganya, tapi Liston membantah semua itu dengan menyatakan pukulan Ali menghantamnya dengan keras.
* 1967 – 1970 Ali diskors oleh Komisi Tinju karena menolak program wajib militer pemerintah AS dalam perang Vietnam. Ungkapannya yang terkenal dalam menolak wamil ini, “Saya tidak ada masalah dengan orang-orang Vietcong, dan tidak ada satupun orang Vietcong yang memanggilku dengan sebutan Nigger!”
* 8 Maret 1971, Ali kalah angka dari Joe Frazier di New York, dan harus menyerahkan gelarnya.
* 30 Oktober 1974: Rumble in the Jungle. Ali merebut kembali gelar juara kelas berat WBC dan WBA setelah menumbangkan George Foreman di Kinsasha, Zaire pada ronde ke 8.
* 1 Oktober 1975: Thrilla in Manila. Presiden Ferdinand Marcos memboyong pertandingan Ali vs Fraizer III ke kota Manila, Filipina. Ali menang TKO ronde 14 dalam pertandingan yang sangat seru dan menegangkan, bahkan disebut sebagai salah satu “pertandingan tinju terbaik abad ini”. Frazier yang kelelahan akhirnya menyerah dan tidak mau melanjutkan pertandingan pada istirahat menjelang ronde ke-15. Setelah itu, saat akan wawancara dengan televisi, Ali terjatuh karena kehabisan tenaga; setelah istirahat beberapa menit, wawancara bisa dilakukan, tapi Ali harus duduk di bangku karena sudah kehabisan tenaga.
* 15 September 1978: Ali mengalahkan Leon Spinks dengan angka 15 ronde di New Orleans. Ali mengukuhkan diri sebagai petinju pertama yang merebut gelar juara kelas berat sebanyak 3 kali.
* 6 September 1979: Ali menyatakan mengundurkan diri dari tinju, dan gelar dinyatakan kosong.
* 2 Oktober 1980: Ali kembali ke ring tinju, melawan bekas kawan latih tandingnya, Larry Holmes, yang telah menjadi juara dunia kelas berat dalam pertandingan yang diberi judul “The Last Hurrah”. Dalam pertandingan yang berat sebelah, Ali tidak mampu berkutik, sedang Holmes tampak tidak tega ‘menghabisi’ Ali yang tak berdaya. Ali menyerah dan mengundurkan diri pada ronde 11, Holmes dinyatakan menang TKO.
* Disebutkan, dalam laporan medis yang dilakukan di Mayo Clinic, Ali dinyatakan menderita gejala sindrom Parkinson seperti tangan yang gemetar, bicara yang mulai lamban, serta ada indikasi bahwa ada kerusakan pada selaput (membran) di otak Ali. Namun Don King merahasiakan hasil medis ini, dan pertandingan Ali vs Holmes tetap berlangsung.
* Sebelum pertandingan melawan Larry Holmes ini, Dr. Ferdie Pacheco, dokter pribadi yang telah mendampingi Ali selama puluhan tahun, dengan terpaksa mengundurkan diri karena Ali tidak mau mendengarkan nasehatnya untuk menolak pertandingan melawan Holmes, dan lebih memilih bertanding melawan Holmes. Dalam salah satu buku biografi Ali, Pacheco mengemukakan bahwa selama latihan Ali sempat kencing darah akibat kerusakan ginjal terkena pukulan, dia juga mengemukakan bahwa Ali sudah memiliki gejala sindrom Parkinson sejak sebelum pertandingan ini.
* Setelah pertandingan tersebut, dilakukan cek medis ulang, dan hasilnya menguatkan hasil sebelumnya.
* 11 Desember 1981, sekali lagi Ali yang sudah uzur, mencoba kembali ke dunia tinju melawan Trevor Berbick di Bahama dalam pertandingan yang diberi tajuk “Drama in Bahama”. Dalam kondisi renta, Ali mampu tampil lebih bagus daripada saat melawan Holmes, walaupun akhirnya kalah angka 10 ronde. Setelah pertandingan ini, Ali benar-benar pensiun dari dunia tinju.

Senin, 30 Juli 2012

Iman yang menghujam

Iman adalah mata yang terbuka, 
mendahului datangnya cahaya
tapi jika terlalu silau, pejamkan saja
lalu rasakan hangatnya keajaiban


Iman yang kuat adalah iman yang variabilitas detaknya tinggi.
Para ulama mengistilahkannya sebagai iman yang berdiri di antara khauf dan raja, antara takut dan harap, tidak merasa aman dari azab-Nya sekaligus berprasangka baik akan surga-Nya.

Saya tertakjub membaca kisah ini; bahwa Sang Nabi hari itu berdoa.
Di padang Badr yang tandus dan kering, semak durinya yang memerah dan langitnya yang cerah, sesaat kesunyian mendesing.
Dua pasukan telah berhadapan.
Tak imbang memang.
Yang pelik, sebagian mereka terikat oleh darah, namun terpisah oleh ‘aqidah.
Dan mereka tahu inilah hari furqan; hari terpisahnya kebenaran dan kebatilan.
Ini hari penentuan akankah keberwujudan mereka berlanjut.

Nabi Muhammad SAW berdoa, “Ya Allah”, lirihnya dengan mata berkaca-kaca,
“Jika Kau biarkan pasukan ini binasa,
Kau takkan disembah lagi di bumi!
Ya Allah, kecuali jika Kau memang menghendaki untuk tak lagi disembah di bumi!”
Gemetar bahu itu oleh isaknya, dan selendang di pundaknya pun luruh seiring gigil yang menyesakkan.

Doa yang mengancam terdengarnya, tapi itulah perasaan terdalam Rasul Allah, karena kecintaan beliau kepada Allah.

Lalu Abu Bakar, lelaki dengan iman tanpa retak itu berkata, “Sudahlah, Ya Rasulallah”, bisiknya sambil mengalungkan kembali selendang Rasulullah SAW, “Demi Allah, Dia takkan pernah mengingkari janji-Nya padamu!”

Lain lagi dengan Nabi Ibrahim yang bertanya kepada Allah,
“Tunjukkan padaku duhai Rabbi, bagaimana Kau hidupkan yang mati!”,

Itu iman, itu iman yang gelisah.
Entah mengapa, para peyakin sejati justru selalu menyisakan ruang di hatinya untuk bertanya, atau menagih. Mungkin saja itu bagian dari sisi manusiawi mereka.
Atau mungkin justru, itu untuk membedakan iman mereka yang suci dari hawa nafsu yang dicarikan pembenaran.
Untuk membedakan keyakinan mereka yang menghujam dari kepercayaan yang bulat namun tanpa pijakan.
Kita tahu, di Badr hari itu, Abu Jahl juga berdoa.
Dengan kuda perkasanya, dengan mata menantangnya, dengan suara lantangnya, dan telunjuk yang mengacung ke langit dia berseru,
“Ya Allah, jika yang dibawa Muhammad memang benar dari sisi-Mu, hujani saja kami dari langit dengan batu!”

Berbeda dari Sang Nabi, kalimat doanya begitu bulat, utuh, dan pejal.
Tak menyisakan sedikitpun ruang untuk bertanya.
Dan dia lebih rela binasa daripada mengakui bahwa kebenaran ada di pihak lawan.
Itukah keyakinan yang sempurna?
Bukan.
Itu justru kenaïfan. Naif sekali.

Mari bedakan kedua hal ini.
Yakin dan naïf.
Bahwa dua manusia yang dijamin sebagai teladan terbaik oleh Al Quran memiliki keyakinan yang menghujam dalam hati, dan keyakinan itu justru sangat manusiawi.
Sementara kenaifan telah diajarkan Iblis; untuk menilai sesuatu dari asal penciptaan lalu penilaian itu menghalangi ketaatan pada PenciptaNya.
Atau seperti Abu Jahl; rela binasa daripada mengakui kebenaran tak di pihaknya.

Atau seperti Khawarij yang diperangi ‘Ali; selalu bicara dengan ayat-ayat suci, tapi lisan dan tangan menyakiti dan menganiaya muslim lain tanpa henti.
Khawarij yang selalu berteriak, “Hukum itu hanya milik Allah!”, sekedar untuk menghalangi kaum muslimin berdamai lagi dan mengupayakan kemashlahatan yang lebih besar.
Mencita-citakan tegaknya Dien, memisahkan diri di Harura dari kumpulan besar muslimin, dan merasa bahwa segala masalah akan selesai dengan kalimat-kalimat.
Itu naïf.

Dan beginilah kehidupan para peyakin sejati; tak hanya sekali dalam kehidupannya, Ibrahim sebagai ayah dan suami, Rasul dan Nabi, harus mengalami pertarungan batin yang sengit.
Saat ia diminta meninggalkan isteri dan anaknya berulang kali dia ditanya Hajar mengapa.
Dan dia hanya terdiam, menghela nafas panjang, sembari memejamkan mata.
Juga ketika dia harus menyembelih Isma’il.
Siapa yang bisa meredam kemanusiaannya, kebapakannya, juga rasa sayang dan cintanya pada anaknya yang dinanti dengan berpuluh tahun menghitung hari.
Dan dia memejamkan mata.
Lagi-lagi memejamkan mata.
Yang dialami para peyakin sejati agaknya adalah sebuah keterhijaban akan masa depan.
Mereka tak tahu apa sesudah itu.
Yang mereka tahu saat ini bahwa ada perintah Allah untuk begini.
 Dan iman mereka selalu mengiang-ngiangkan satu kaidah suci,
“Jika ini perintah Allah, Dia takkan pernah menyia-nyiakan iman dan amal kami.”

Lalu mereka bertindak.
Mereka padukan tekad untuk taat dengan rasa hati yang kadang masih berat.
Mereka satukan keberanian melangkah dengan gelora jiwa yang bertanya-tanya.
Perpaduan itu membuat mereka memejamkan mata.
Ya, memejamkan mata.
Begitulah para peyakin sejati.
Bagi mereka, hikmah hakiki tak selalu muncul di awal pagi.
Mereka harus bersikap di tengah keterhijaban akan masa depan.
Cahaya itu belum datang, atau justru terlalu menyilaukan.
Tapi mereka harus mengerjakan perintah-Nya.
Seperti Nuh harus membuat kapal, seperti Ibrahim harus menyembelih Isma’il, seperti Musa harus menghadapi Fir’aun dengan lisan gagap dan dosa membunuh, seperti Muhammad dan para sahabatnya harus mengayunkan pedang-pedang mereka pada kerabat yang terikat darah namun terpisah oleh ‘aqidah.

Para pengemban da’wah, jika ada perintah-Nya yang berat bagi kita, mari pejamkan mata untuk menyempurnakan keterhijaban kita.
Lalu kerjakan.
Mengerjakan sambil memejamkan mata adalah tanda bahwa kita menyerah pasrah pada-Nya yang telah menulis takdir kita.
Allah yang menuliskan perintah sekaligus mengatur segalanya jadi indah.
Allah yang menuliskan musibah dan kesulitan sebagai sisipan bagi nikmat dan kemudahan.
Allah yang menciptakan kita, dan pada-Nya juga kita akan kembali.

"Ya Allah, lindungilah aku."

Minggu, 29 Juli 2012

Musuh: Orang Munafik

Rasulullah saw bersabda : Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga, apabila berbicara bohong, apabila berjanji mengingkari dan apabila dipercaya khianat. (HR. Bukhari & Muslim)

Apabila dikatakan kepada mereka, "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. (QS. An Nisa’ 4 : 61)

Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah Neraka Jahanam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya. (QS. At Taubah 9 : 73)

Karakteristik Musuh Allah
(Orang-Orang Munafiq)
Oleh : Abdurrohim Ba’asyir
Sudah menjadi sunnatullah bahwa setiap kebenaran pasti memiliki musuh yang akan berusaha untuk menghalanginya. Begitu juga dengan kebenaran Islam yang akan dimusuhi oleh syaitan dan pengikutnya.
Melihat hal demikian maka sudah menjadi keharusan bagi kita untuk mengetahui siapa saja yang sebenarnya menjadi musuh-musuh Allah swt dan mengenali sifat-sifat mereka. Hal demikian supaya dapat kita antisipasi dan segera mengambil langkah-langkah dalam mengatasinya.
Di antara musuh-musuh Allah atau pengikut syaitan (Hizbu syaithon) yang gencar memusuhi Islam ialah golongan munafikin. Golongan ini adalah mereka yang berpura pura menjadi mukmin dan menyembunyikan kekufurannya. Mereka benci dan memusuhi terhadap kebenaran yang datang dari Allah swt serta berusaha untuk menghancurkan dan menghalangi penyebaran cahaya Islam.
Zaman ini di mana orang-orang munafik memiliki duri-duri yang begitu tajam. Kenyataan ini sebagaimana dikatakan Hudzaifah ra, beliau berkata: “Orang-orang munafik pada hari ini lebih berbahaya bagi kaum muslimin daripada di masa Nabi saw.” Dikatakan: “Kenapa demikian ?” Beliau berkata: “Mereka dahulu pada masa Rasulullah saw menyembunyikan (kemunafikannya) sedangkan sekarang mereka menampakkannya.” (Bagaimanakah seandainya Hudzaifah menyaksikan kondisi kita sekarang ini ??? pen.)
Di masa sekarang ini segala urusan dikendalikan oleh mereka (orang-orang munafik). Sehingga kita menyaksikan bahwa mereka berpakaian sebagaimana orang-orang yang mengadakan perbaikan. Mereka layaknya seorang ulama atau penasihat yang penuh belas kasihan, bahkan mereka memakai pakaian seperti halnya seorang ahli ibadah atau orang shalih. Telah dipersiapkan bagi mereka mimbar-mimbar dan markas-markas ilmu agar berbicara tentang Islam. Telah dipersiapkan lembaran-lembaran kitab dan majalah untuk mereka tulis dengan mengatasnamakan Islam. Namun, kenyataannya mereka sangatlah jauh dari Islam, bahkan bertentangan dengan ajaran Islam.
Di dalam Al qur’an, Allah swt telah membuka kedok kepura-puraan mereka hingga sangat jelas bagi kita yang ingin mengetahui dan mengenali karakteristik musuh yang satu ini.
1.      Apabila dikatakan kepada mereka, "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman." Mereka menjawab, "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu.” (QS. Al Baqarah 2 : 13).
Di dalam ayat ini Allah swt menjelaskan bahwa orang-orang munafik menganggap orang-orang beriman yang istiqamah dengan syariat Allah swt sebagai orang-orang yang bodoh tidak tahu perkembangan zaman bahkan menganggap ketingalan zaman dan lain sebagainya. Namun, kalau kita lihat kehidupan mereka sangatlah jauh dari aturan-aturan Allah swt. Anggapan ini juga mereka serukan melalui berbagai media dan corong yang menyebarkan suara ‘miring’ atas kaum mukminin dengan harapan agar manusia terpengaruh dan menjauhi orang orang beriman yang taat terhadap syariat Allah swt. Allah swt berfirman, “…sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yag indah-indah untuk menipu (manusia).” (QS. Al An’am 6 : 112)
2.      “Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? Mereka hendak berhukum kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. Apabila dikatakan kepada mereka, "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.” (QS. An Nisa’ 4 : 60-61)
Di dalam ayat ini Allah swt memberi tahu tentang ciri-ciri orang munafik adalah apabila mereka memutuskan suatu hukum, mereka meninggalkan hukum Allah bahkan tidak mau berhukum dengan hukum Allah swt. Walaupun mereka tahu bahwa mereka dilarang untuk meninggalkan hukum Allah. Mereka lebih senang untuk berhukum kepada thaghut (yaitu penguasa-penguasa yang berhukum dengan hukum buatan manusia). Kemudian mereka selalu menghalagi usaha apapun untuk penerapan dan pelaksanaan syariat Allah di muka bumi. Mereka menghalangi sekuat tenaga supaya manusia tidak kembali kepada syariat Allah. Jalan apapun akan mereka tempuh demi tercapainya tujuan, termasuk menyakiti para pejuang syariat, memenjarakan mereka atau mungkin hanya sekadar membuat fitnah keji yang mereka sebarkan supaya manusia jauh dan terhalang dari kesadaran melaksanakan dan menerapkan syariat Allah swt.
3.      “Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh berbuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik.” (QS. At Taubah 9 : 67).
Di dalam ayat ini sangat jelas, bahwa orang-orang munafik menyuruh dan mengusahakan supaya kemungkaran bisa tegak, dan sebaliknya menghalang-halangi usaha apapun yang dilakukan untuk menegakkan yang ma’ruf. Kita lihat bahwa setiap kemungkaran pasti didukung dan dibela mereka, walaupun sangat jelas keburukannya. Mereka selalu menghalangi usaha yang bertujuan membina umat dalam memperbaiki akhlak dan akidah.
4.      “Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.” (QS. An Nisa’ 4 : 138-139)
Dalam ayat ini Allah swt memberitahukan ciri yang lain yaitu sikap wala yang di berikan kepada orang kafir. Wala berarti loyalitas, keberpihakan, kebanggaan bahkan kecintaan. Sesuatu hal apapun yang merugikan orang kafir, maka mereka juga merasa ikut dirugikan. Hal ini dikarenakan sikap loyalitas mereka yang tinggi terhadap orang-orang kafir. Wala dapat juga berarti mengambil menjadi panutan dan pemimpin. Orang-orang munafik sangat tidak senang jika dipimpin oleh seorang mukmin yang taat terhadap syariat Allah, mereka lebih berharap untuk menang dalam perjuangan membela kekafirannya.
Demikian beberapa karakter dan ciri golongan munafikin yang menjadi musuh dalam selimut bagi Islam dan cahaya keberanaran Allah swt. Hendaknya kita selalu mewaspadai golongan ini dan kita mempunyai sikap yang tegas memusuhi mereka sebagaimana Allah swt memusuhi mereka. Secara umum dapat kita simpulkan, siapapun manusia yang mengaku beriman kepada Allah swt tetapi menolak syariat Allah swt dalam berbagai aspek kehidupan maka dia dikategorikan sebagai orang munafik dan menjadi salah satu kelompok musuh Allah swt dan rasul-Nya serta orang-orang yang beriman.
      Semoga kita tidak termasuk golongan ini dan di jauhkan dari sifat kemunafikan. Wallahu a’lam

Sabtu, 28 Juli 2012

"Karena aku mencintaimu"

Semuanya akan lebih mudah kalau aku jawab, "karena aku mencintaimu".
Itu yang ingin kamu dengar, itu yang ingin kukatakan...dan itu juga yang tidak bisa dijelaskan.

* kamu pasti akan bertanya lagi dengan wajah yang tersenyum senang dan masih bertanya "kenapa".

Cinta itu seperti mempunyai 1001 alasan "kenapa", tapi sesungguhnya cinta yang sebenarnya itu tidak mempunyai alasan apa-apa selain: "aku mencintaimu karena Allah".

I'm absolutely crazy about you.
I can't stop thinking about you.
You're always in my mind.
You're in my heart.
You're in every bit of me.
But I can't go there with you.
I can't do it.
Look at what happens to people around me.
It's not good.
I'm not good for you.

 Dan aku meninggalkanmu karena Allah juga.
 karena aku disuruh merendahkan diri kepada manusia, dan tidak sombong di dunia.
Tapi, aku tidak bisa menjadi hambamu, menyembahmu, dan memujamu...
karena aku hamba Allah.
Aku tidak perduli segimana inginnya aku denganmu, tapi ketika engkau memintaku mengejarmu seperti aku mengejar Tuhanku, aku tidak mau melakukannya.

"Eh ∑(O_O;) ? Astaghfirullah al-Adzim, kok jadi kedengeran kayak Iblis waktu gak mau disuruh tunduk pada nabi Adam ya...Naudzubillah."

 Tapi mau gimana lagi...sekarang hampir semua wanita berpakaian tapi telanjang, memposisikan diri menjadi pujaan lelaki, dan melupakan siapa Tuhan mereka.
Naudzublillah.

Kamis, 26 Juli 2012

Kesenangan vs Kebahagiaan

Kesederhanaan adalah kemewahan yang sejati, semakin sedikit yang kita punya, semakin ringan beban kita.
Uang memang bisa membeli kesenangan, tapi tidak bisa membeli kebahagiaan.
Uang tidak mampu membeli kebahagiaan yang sebenarnya tercipta dengan cara yang sangat sederhana.

Kita dapat merasakan kebahagiaan setiap hari dalam kehidupan kita, melalui hal kecil yang kita lakukan, dan kita benar-benar bahagia ketika kita bisa tersenyum kepada Allah.

Kesenangan:
  1. Seneng dapet pacar baru (─‿‿─) lalu... beberapa waktu kemudian (oT-T)å°¸
  2. Seneng clubbing  ┏(^0^)┛...paginya .... (。-ω-)zzz <---gak sadar, bisa sampe sore...n pusing begitu bangun.
  3. Seneng dapet uang d=(´▽`)=b .... gak lama, uangnya habis dan/atau hilang tanpa sesuatu yang berguna (ノ_ _)ノ


Kebahagiaan:
  1. Lagi ngerasa kesepian, tiba-tiba ada temen yang menghubungi, mau nraktir.
  2. Lagi sibuk, tiba-tiba ada abang dari JN* datang ngasihin paket dari Palembang, pas dibuka isinya pempek, banyak, baru, mahal...dari Bapak. Alhamdulillah.
  3. Lagi gak punya uang, laper ... gak mau minta...ada yang ngasih makanan favorit kita tanpa beban (maksudnya, dia gak tau kalo kita lagi susah, Alhamdulillah).
Dah kelihatan belum bedanya...antara kesenangan dan kebahagiaan?
Ternyata, memberi kebahagiaan untuk orang lain itu, bisa membuat kita bahagia juga.
Melakukan suatu kebaikan tanpa diketahui orang lain juga bisa membuat bahagia.
Lihat ke langit, di atas semua langit itu...ada Allah Yang Sedang Bersemayam Di Arsy, selalu melihat kita dan menjaga kita, sembari menganugerahi kita dengan nikmat-nikmat-Nya.
Hati yang selalu bersyukur adalah hati yang bahagia, hati yang selalu mengingat Allah adalah hati yang paling tenang.
"Hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang, dan hati yang tenang adalah sumber utama kebahagiaan insha Allah".

Rabu, 25 Juli 2012

Mengkhianati diri sendiri

Tipe yang paling mengenaskan, karena kamu bakal menjalani sebuah hubungan yang kamu rahasiain dari dirimu sendiri.
Bisa dibilang, kamu pacaran/berhubungan atau bahkan menikah karena terpaksa, siapa yang maksa...sebenernya gak ada kan?

Mungkin korban perjodohan, atau korban "kecelakaan", bisa juga kamu jadian karena cuma kasian.
Separah-parahnya backstreet dari orang tua maupun teman, tetep yang paling nggak enak itu nge-"backstreetin" dirimu sendiri, karena kamu bakal membohongi perasaanmu sendiri..
Mencoba mencintai seseorang yang bukan pilihan hati.
Mau sampe kapan?
Ya sampai kamu sadar, memiliki tanpa mencintai itu benar-benar hambar..

Nyesek...?
Banget.

Memang, kata sebagian orang (kebanyakan orang) sebenernya, lebih baik dicintai, daripada mencintai.
Taukah kamu, kebanyakan orang itu akan masuk neraka.

Naudzubillah, semoga aku tidak termasuk kedalam golongan orang-orang yang merugi.

Sabtu, 21 Juli 2012

Panduan Puasa Ramadhan

PANDUAN PUASA RAMADHAN

MUQADDIMAH

Diriwayatkan dari Anas ra. ia berkata:
Telah bersabda  Rasulullah saw. :
Apabila ada sesuatu dari urusan duniamu, maka kamu lebih tahu tentang hal itu.
Jika ada urusan dienmu, maka akulah tempat  kembalinya ( ikuti aku ).
( H.R Ahmad).


Dirwayatkan dari 'Aisyah ra:
Rasulullah saw. telah bersabda : 
Barangsiapa melakukan perbuatan yang bukan perintah kami, maka ia tertolak ( tidak diterima).
Dan dalam riwayat lain:
Barangsiapa yang mengada-adakan dalam perintah kami ini yang bukan dari padanya, maka ia tertolak.
Sementara dalam riwayat lain :
Barangsiapa yang berbuat sesuatu urusan yang lain daripada perintah kami, maka ia tertolak.
(HR.Ahmad. Bukhary dan Abu Dawud).

Kandungan dua hadits shahih di atas menerangkan dengan jelas dan tegas bahwa segala perbuatan, amalan-amalan yang hubungannya dengan dien/syari'at terutama dalam masalah ubudiyah wajib menurut panduan dan petunjuk yang telah digariskan oleh Rasulullah saw.
Tidak boleh ditambah dan/atau dikurangi meskipun menurut fikiran seolah-olah lebih baik.
Diantara cara syaitan menggoda ummat Islam ialah membisikkan suatu tambahan dalam urusan Dien.
Sayangnya, perkara ini dianggap soal sepele, enteng dan remeh.
Padahal perbuatan seperti itu adalah merupakan suatu kerusakan yang amat fatal dan berbahaya.

Sabda Rasul saw. :
"Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, katanya :
Bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. berkhutbah kepada manusia pada waktu haji Wada' .
Maka beliau bersabda:
Sesungguhnya Syaithan telah berputus asa ( dalam berusaha ) agar ia disembah di bumimu ini.
Tetapi ia ridha apabila ( bisikannya) ditaati dalam hal selain itu;
yakni suatu amalan yang kamu anggap remeh dari amalan-amalan kamu, berhati-hatilah kamu sekalian.
Sesungguhnya aku telah meninggalkan untukmu , yang jika kamu berpegang kepadanya niscaya kalian tidak akan sesat selama-lamanya.
Yaitu: Kitab Allah dan sunnah NabiNya. "
( HR. Hakim ).

Dengan demikian dapat difahami bagaimana Rasulullah saw. mengingatkan kita agar selalu waspada terhadap provokasi setan untuk beramal dengan menyalahi tuntunan Nabi sekalipun hal itu nampak remeh.

"Diriwayatkan dari Ghudwahaif bin Al-Harits ra:
ia berkata:
Telah bersabda Rasulullah saw:
Setiap suatu kaum mengadakan Bid'ah, pasti saat itu diangkat (dihilangkan ) sunnah semisalnya.
Maka berpegang teguh kepda sunnah itu lebih baik daripada mengadakan bid'ah.
( HR. Ahmad )

Jadi, ketika amalan bid'ah ditimbulkan betapapun kecilnya, maka pada saat yang sama Sunnah telah dimusnahkan.
Pada akhirnya lama kelamaan yang nampak dalam dien ini hanyalah perkara bid'ah sedangkan yang Sunnah dan original telah tertutup.
Pada saat itulah ummat Islam akan menjadi lemah dan dikuasai musuh.
Insya Allah tak lama lagi kita akan menyambut kedatangan Ramadhan,dalam bulan yang penuh berkah ini kita diwajibkan menjalankan ibadah puasa Ramadhan sebulan penuh , yang mana hal tersebut merupakan salah satu bagian dari rukun Islam.
Karenanya hal tersebut amat penting.
Berkaitan dengan hal diatas, maka kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menunaikan ibadah puasa ini sesempurna mungkin , benar-benar bebas dari bid'ah sesuai dengan panduan yang telah digariskan oleh Rasulullah SAW.

Untuk keperluan itulah dalam risalah yang sederhana ini diterangkan beberapa hal yang berkaitan dengan amaliah puasa Ramadhan, zakat fithrah, dan Shalat 'Ied berdasarkan Nash-nash yang Shariih ( jelas ).
Dalil - dalil dan KESIMPULAN dibuat agar mudah difahami antara hubungan amal dengan dalilnya.
Dan -tak ada gading yang tak retak- kata pepatah, sudah barang tentu risalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk menuju kesempurnaannya bantuan dari pemakai amat diharapkan.
Semoga risalah ini diterima oleh Allah sebagai Amal Shalih yang bermanfaat terutama di akhirat nanti.
Amien.

I. MASYRU'IYAT DAN MATLAMAT PUASA RAMADHAN.

1. "Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu sekalian puasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu sekalian bertaqwa "
( QS Al-Baqarah : 183 ).

2. "Bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dengan yang bathil ), karena itu barangsiapa diantara kamu menyaksikan (masuknya bulan ini ), maka hendaklah ia puasa... "
( Al-Baqarah: 185).

3. " Telah bersabda Rasulullah SAW: Islam didirikan di atas lima perkara: Bersaksi bahwa tidak ada Ilah selain Allah, dan sesungguhnya Muhammad itu adalah utusan Allah.
Mendirikan Shalat Mengeluarkan Zakat puasa di bulan Ramadhan Menunaikan haji ke Ka'bah.
( HR.Bukhari Muslim ).

4. "Diriwayatkan dari Thalhah bin ' Ubaidillah ra. : bahwa sesungguhnya ada seorang bertanya kepada Nabi saw. : ia berkata : Wahai Rasulullah beritakan
kepadaku puasa yang diwajibkan oleh Allah atas diriku. Beliau bersabda : puasa Ramadhan. Lalu orang itu bertanya lagi : Adakah puasa lain yang diwajibkan atas
diriku ?. Beliau bersabda : tidak ada, kecuali bila engkau puasa Sunnah. ".

KESIMPULAN : Dari ayat-ayat dan hadits-hadits diatas, kita dapat mengambil pelajaran :

1. puasa Ramadhan hukumnya Fardu ‘Ain ( dalil 1, 2, 3 dan 4 ).
2. puasa Ramadhan disyari'atkan bertujuan untuk menyempurnakan ketaqwaan (dalil no 1).


II. KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN DAN KEUTAMAAN BERAMAL DIDALAMNYA

1. Artinya : Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra:
Bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW pernah bersabda:
Ketika datang bulan Ramadhan: Sungguh telah datang kepadamu bulan yang penuh berkat, diwajibkan atas kamu untuk puasa, dalam bulan ini pintu Jannah dibuka, pintu Neraka ditutup, Setan- Setan dibelenggu.
Dalam bulan ini ada suatu malam yang nilanya sama dengan seribu bulan, maka barangsiapa diharamkan kebaikannya (tidak beramal baik didalamnya), sungguh telah diharamkan (tidak mendapat kebaikan di bulan lain seperti di bulan ini).
( HR. Ahmad, Nasai dan Baihaqy. Hadits Shahih Ligwahairihi).

2. "Diriwayatkan dari Urfujah, ia berkata:
Aku berada di tempat 'Uqbah bin Furqad, maka masuklah ke tempat kami seorang dari Sahabat Nabi SAW ketika Utbah
melihatnya ia merasa takut padanya, maka ia diam.
Ia berkata:
maka ia menerangkan tentang puasa Ramadhan ia berkata :
Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda tentang bulan Ramadhan:
Di bulan Ramadhan ditutup seluruh pintu Neraka, dibuka seluruh pintu Jannah, dan dalam bulan ini Setan dibelenggu. Selanjutnya ia berkata : D
an dalam bulan ini ada malaikat yang selalu menyeru:
Wahai orang yang selalu mencari/ beramal kebaikan bergembiralah anda, dan wahai orang-orang yang mencari/berbuat kejelekan berhentilah ( dari perbuatan jahat).
Seruan ini terus didengungkan sampai akhir bulan Ramadhan."
(Riwayat Ahmad dan Nasai )

3. " Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra.
Sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda:
Shalat Lima waktu, Shalat Jum'at sampai Shalat Jum'at berikutnya, puasa Ramadhan sampai puasa Ramadhan berikutnya, adalah menutup dosa-dosa (kecil) yang diperbuat diantara keduanya, bila dosa-dosa besar dijauhi."
(H.R.Muslim)

4. "Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru, bahwa sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda:
puasa dan Qur'an itu memintakan syafa’at seseorang hamba di hari Kiamat nanti.
puasa berkata:
Wahai Rabbku,aku telah mencegah dia memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya di siang hari, maka berilah aku hak untuk memintakan syafa'at baginya.
Dan berkata pula AL-Qur'an: Wahai Rabbku aku telah mencegah dia tidur di malam hari ( karena membacaku ), maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya.
Maka keduanya diberi hak untuk memmintakan syafaat."
( H.R. Ahmad, Hadits Hasan).

5. "Diriwayatkan dari Sahal bin Sa'ad:
Sesungguhnya Nabi saw telah bersabda:
bahwa sesungguhnya bagi Jannah itu ada sebuah pintu yang disebut " Rayyaan".
Pada hari kiamat dikatakan:
Dimana orang yang puasa?
( untuk masuk Jannah melalui pintu itu), jika yang terakhir diantara mereka sudah memasuki pintu itu, maka ditutuplah pintu itu."
(HR. Bukhary Muslim).

6. Rasulullah saw. bersabda:
Barangsiapa puasa Ramadhan karena beriman dan ikhlas, maka diampuni dosanya yang telah lalu dan yang sekarang (HR.Bukhary Muslim).

KESIMPULAN : Kesemua Hadits di atas memberi pelajaran kepada kita, tentang keutamaan bulan Ramadhan dan keutamaan beramal didalamnya, diantaranya :

1. Bulan Ramadhan adalah:
  • Bulan yang penuh Barakah.
  • Pada bulan ini pintu Jannah dibuka dan pintu neraka ditutup.
  • Pada bulan ini Setan-Setan dibelenggu.
  • Dalam bulan ini ada satu malam yang keutamaan beramal didalamnya lebih baik daripada beramal seribu bulan di bulan lain, yakni malam LAILATUL QADR.
  • Pada bulan ini setiap hari ada malaikat yang menyeru menasehati siapa yang berbuat baik agar bergembira dan yang berbuat ma'shiyat agar menahan diri. (dalil 1 & 2).

2. Keutamaan beramal di bulan Ramadhan antara lain :
  • Amal itu dapat menutup dosa-dosa kecil antara setelah Ramadhan yang lewat sampai dengan Ramadhan berikutnya.
  • Menjadikan bulan Ramadhan memintakan syafaa't.
  • Khusus bagi yang puasa disediakan pintu khusus yang bernama Rayyaan  untuk memasuki Jannah. ( dalil 3, 4, 5 dan 6).

III. CARA MENETAPKAN AWAL DAN AKHIR BULAN

1. "Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra. beliau berkata :
Manusia sama melihat Hilal (bulan sabit), maka akupun mengabarkan hal itu kepada Rasululullah SAW.
Saya katakan:
sesungguhnya saya telah melihat Hilal.
Maka beliau SAW puasa dan memerintahkan semua orang agar puasa."
( H.R Abu Dawud, Al-Hakim dan Ibnu Hibban).
(Hadits Shahih).

2. "Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra.
Bahwa sesungguhnya Nabi SAW  telah bersabda:
Mulailah puasa karena melihat ru'yah dan berbukalah ( akhirilah puasa Ramadhan ) dengan melihat ru'yah.
Apabila awan menutupi pandanganmu, maka sempurnakanlah bulan Sya'ban selama Tiga Puluh hari. "
( HR. Bukhary Muslim).

KESIMPULAN
  • Menetapkan awal dan akhir bulan Ramadhan dengan melihat ru'yah, meskipun bersumber dari laporan seseorang, yag penting adil ( dapat dipercaya ).
  • Jika bulan sabit ( Hilal ) tidak terlihat karena tertutup awan, misalnya, maka bilangan bulan Sya'ban digenapkan menjadi Tiga Puluh hari. ( dalil 1 dan 2).
  • Pada dasarnya ru'yah yang dilihat oleh penduduk di suatu negara, berlaku untuk seluruh dunia. Hal ini akan berlaku jika Khilafah ' Ala Minhaajinnabiy sudah tegak ( dalil 2 ).
  • Selama khilafah belum tegak, untuk menghindarkan meluasnya perbedaan pendapat ummat Islam tentang hal ini, sebaiknya ummat Islam mengikuti ru'yah yag nampak di negeri masing-masing. ( ini hanya pendapat sebagian ulama).

Perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
“Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya serta ulil amri kalian”
(QS. An Nisa: 59)

“Dengar dan taatlah (kepada penguasa).
Karena yang jadi tanggungan kalian adalah yang wajib bagi kalian, dan yang jadi tanggungan mereka ada yang wajib bagi mereka”
(HR. Muslim 1846)

Manusia yang paham tentunya mematuhi perintah Allah dan Rasul-Nya, dan taat kepada ulil amri (pemerintah) selama tidak durhaka kepada Allah.

“Janganlah seorang dari kalian mendahului bulan Ramadhan dengan berpuasa satu atau dua hari sebelumnya.
Kecuali seseorang sudah biasa melaksanakan puasa (sunnah) maka pada hari itu dia dipersilahkan untuk melaksanakannya”.
(HR. Al-Bukhari no. 1914 dan Muslim no. 1802)
Yakni: Jika puasa yang dia biasa kerjakan kebetulan bertepatan dengan sehari atau dua hari sebelum ramadhan maka dia tetap boleh berpuasa.
contoh: senin-kamis, atau puasa Nabi Daus as.

“Barang siapa yang berpuasa pada hari syak (yang diragukan) maka dia telah durhaka terhadap Abu Al-Qasim (Rasulullah) shallallahu alaihi wasallam.”
(HR. Abu Daud no. 1987, At-Tirmizi no. 686,An-Nasai no.2159, dan Ibnu Majah no. 1635)
Hari yang diragukan adalah hari yang diperdebatkan apakah hari itu sudah masuk Ramadhan atau masih akhir Sya’ban.


IV. RUKUN PUASA

1. "... dan makan dan minumlah hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar, kemudian
sempurnakanlah puasa itu sampai malam...
( AL-Baqarah :187).

2. "Adiy bin Hatim berkata :
Ketika turun ayat; artinya (...hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam...), lalu aku mengambil seutas benang hitam dan seutas benang putih, lalu kedua utas benang itu akau simpan dibawah bantalku.
Maka pada waktu malam saya amati, tetapi tidak tampak jelas, maka saya pergi menemui Rasulullah SAW.
Dan saya ceritakan hal ini kepada beliau.
Beliapun bersabda:
Yang dimaksud adalah gelapnya malam dan terangnya siang (fajar). "
( H.R. Bukhary Muslim).

3. "Allah Ta'ala berfirman:
" Dan tidaklah mereka disuruh, kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan mengikhlashkan ketaatan untukNya " (Al-Bayyinah :5)

4. "Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya semua amal itu harus dengan niat, dan setiap orang mendapat balasan sesuai dengan apa yang diniatkan."
( H.R Bukhary dan Muslim).

5. "Diriwayatkan dari Hafshah , ia berkata:
Telah bersabda Nabi SAW:
Barangsiapa yang tidak beniat (puasa Ramadhan) sejak malam, maka tidak ada puasa baginya."
(HR. Abu Dawud)
Hadits Shahih.

KESIMPULAN:
Keterangan ayat dan hadit di atas memberi pelajaran kepada kita bahawa rukun puasa Ramadhan adalah sebagai berikut :
a. Berniat sejak malam hari ( dalil 3,4 dan 5).
b. Menahan makan, minum, koitus (Jima') dengan isteri di siang hari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari ( Maghrib), ( dalil 1 dan 2).

V. YANG DIWAJIBKAN PUASA RAMADHAN.

1. "Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu sekalian untuk puasa, sebagaimana yang telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu sekalian bertaqwa. "
( Al-Baqarah : 183)

2. "Diriwayatkan dari Ali ra., ia berkata:
Sesungguhnya nabi SAW telah bersabda:
telah diangkat pena ( kewajiban syar'i/ taklif) dari tiga golongan .
- Dari orang gila sehingga dia sembuh
- dari orang tidur  sehingga bangun
- dari anak-anak sampai ia bermimpi / dewasa."
( H.R. Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi).

KESIMPULAN
Keterangan di atas mengajarkan kepada kita bahwa:
yang diwajibkan puasa Ramadhan adalah:
setiap orang beriman baik lelaki maupun wanita yang sudah baligh/dewasa dan sehat akal /sadar.

VI. YANG DILARANG PUASA

1. "Diriwayatkan dari 'Aisyah ra. ia berkata:
Disaat kami haidh di masa Rasulullah SAW, kami dilarang puasa dan diperintahkan mengqadhanya, dan kami tidak
diperintah mengqadha Shalat ".
( H.R Bukhary Muslim)

KESIMPULAN
Keterangan di atas memberi pelajaran kepada kita bahwa wanita yang sedang haidh dilarang puasa sampai habis masa haidhnya, lalu melanjutkan puasanya.
Di luar Ramadhan ia wajib mengqadha puasa yag ditinggalkannya selama dalam haidh.

VII. YANG DIBERI KELONGGARAN UNTUK TIDAK PUASA RAMADHAN

1. "(Masa yang diwajibkan kamu puasa itu ialah) bulan Ramadhan yang padanya diturunkan Al-Qur'an, menjadi pertunjuk bagi sekalian manusia, dan menjadi keterangan-keterangan yang menjelaskan pertunjuk, dan (menjelaskan) antara yang haq dengan yang bathil.
Karenanya, siapa saja dari antara kamu yang menyaksikan anak bulan Ramadhan (atau mengetahuinya), maka hendaklah ia puasa di bulan itu;
dan siapa saja yang sakit atau dalam musafir maka (bolehlah ia berbuka, kemudian wajiblah ia puasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.
(Dengan ketetapan yang demikian itu) Allah menghendaki kamu beroleh kemudahan, dan Ia tidak menghendaki kamu menanggung kesukaran.
Dan juga supaya kamu cukupkan bilangan puasa (sebulan Ramadhan), dan supaya kamu membesarkan Allah karena mendapat pertunjukNya, dan supaya kamu bersyukur."
( Al-Baqarah:185.)

2. "Diriwayatkan dari Mu'adz , ia berkata:
Sesungguhnya Allah swt telah mewajibkan atas nabi untuk puasa, maka DIA turunkan ayat (dalam surat AL-Baqarah: 183-184), maka pada saat itu barangsiapa mau puasa dan barangsiapa mau memberi makan seorang miskin, keduanya diterima.
Kemudian Allah menurunkan ayat lain (AL-Baqarah:185), maka ditetapkanlah kewajiban puasa bagi setiap orang yang mukim dan sehat dan diberi rukhsah ( keringanan) untuk orang yang sakit dan bermusafir dan ditetapkan cukup memberi makan orang misikin bagi oran yang sudah sangat tua dan tidak mampu puasa. "
( HR. Ahmad, Abu Dawud, AL-Baihaqi dengan sanad shahih).

3. "Diriwayatkan dari Hamzah Al-Islamy:
Wahai Rasulullah, aku dapati bahwa diriku kuat untuk puasa dalam safar, berdosakah saya?
Maka beliau bersabda :
hal itu adalah merupakan kemurahan dari Allah Ta'ala, maka barangsiapa yang menggunakannya maka itu suatu kebaikan dan barangsiapa yang lebih suka untuk terus puasa maka tidak ada dosa baginya "
( H.R.Muslim)

4. "Diriwayatkan dari Sa'id Al-Khudry ra. ia berkata:
Kami bepergian bersama Rasulullah SAW ke Makkah, sedang kami dalam keadaan puasa.
Selanjutnya ia berkata:
Kami berhenti di suatu tempat.
Maka Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya kamu sekalian sudah berada ditempat yang dekat dengan musuh kalian, dan berbuka lebih memberi kekuatan kepada kamu.
Ini merupakan rukhsah, maka diantara kami ada yang masih puasa dan ada juga yang berbuka.
Kemudian kami berhenti di tempat lain.
Maka beliau juga bersabda:
Sesungguhnya besok kamu akan bertemu musuh, berbuka lebih memberi kekuatan kepada kamu sekalian,maka berbukalah.
Maka ini merupakan kemestian, kamipun semuanya berbuka.
Selanjutnya bila kami bepergian beserta Rasulullah SAW kami puasa ."
( H.R Ahmad, Muslim dan Abu Dawud).

5. "Diriwayatkan dari Sa'id Al-Khudry ra. ia berkata:
Pada suatu hari kami pergi berperang beserta Rasulullah saw. di bulan Ramadhan.
Diantara kami ada yang puasa dan diantara kami ada yang berbuka .
Yang puasa tidak mencela yang berbuka ,dan yang berbuka tidak mencela yang puasa.
Mereka berpendapat bahwa siapa yang mendapati dirinya ada kekuatan lalu puasa, hal itu adalah baik dan barangsiapa yang mendapati dirinya lemah lalu berbuka,maka hal ini juga baik"
(HR. Ahmad dan Muslim)

6. "Dari Jabir bin Abdullah:
Bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW pergi menuju ke Makkah pada waktu fathu Makkah, beliau puasa sampai ke Kurraa’il Ghamiim dan semua manusia yang menyertai beliau juga puasa.
Lalu dilaporkan kepada beliau bahwa manusia yang menyertai beliau merasa berat , tetapi mereka tetap
puasa karena mereka melihat apa yang tuan amalkan (puasa).
Maka beliau meminta segelas air lalu diminumnya.
Sedang manusia melihat beliau, lalu sebagian berbuka dan sebagian lainnya tetap puasa.
Kemudian sampai ke telinga beliau bahwa masih ada yang nekad untuk puasa.
Maka beliaupun bersabda:
mereka itu adalah durhaka."
(HR.Tirmidzy).

7. "Ucapan Ibnu Abbas:
wanita yang hamil dan wanita yang menyusui apabila khawatir atas kesehatan anak-anak mereka, maka boleh tidak puasa dan cukup membayar fidyah memberi makan orang miskin "
( Riwayat Abu Dawud ).
Shahih

8. "Diriwayatkan dari Nafi' dari Ibnu Umar:
Bahwa sesungguhnya istrinya bertanya kepadanya ( tentang puasa Ramadhan ), sedang ia dalam keadaan hamil.
Maka ia menjawab:
Berbukalah dan berilah makan sehari seorang miskin dan tidak usah mengqadha puasa ."
(Riwayat Baihaqi) Shahih.

9. "Diriwayatkan dari Sa'id bin Abi 'Urwah dari Ibnu Abbas beliau berkata:
Apabila seorang wanita hamil khawatir akan kesehatan dirinya dan wanita yang menyusui khawatir akan kesehatan anaknya jika puasa Ramadhan.
Beliau berkata:
Keduanya boleh berbuka (tidak puasa ) dan harus memberi makan sehari seorang miskin dan tidak perlu mengqadha puasa".
(HR.Ath-Thabari dengan sanad shahih di atas syaratMuslim , kitab AL-irwa jilid IV hal 19).

KESIMPULAN:
Pelajaran yang dapat diambil dari keterangan di atas adalah:
Orang Mu'min yang diberi kelonggaran diperbolehkan untuk tidak puasa  Ramadhan, tetapi wajib mengqadha di bulan lain, mereka itu ialah :
  1. Orang sakit yang masih ada harapan sembuh.
  2. Orang yang bepergian ( Musafir ). Musafir yang merasa kuat boleh meneruskan puasa dalam safarnya, tetapi yang merasa lemah dan berat lebih baik berbuka, dan makruh memaksakan diri untuk puasa.

Orang Mu'min yang diberi kelonggaran diperbolehkan untuk tidak mengerjakan puasa dan tidak wajib mengqadha, tetapi wajib fidyah (memberi makan sehari seorang miskin).
Mereka adalah orang yang tidak  lagi mampu mengerjakan puasa karena:
  1. Umurnya sangat tua dan lemah.
  2. Wanita yang menyusui dan khawatir akan kesehatan anaknya.
  3. Karena mengandung dan khawatir akan kesehatan dirinya.
  4. Sakit menahun yang tidak ada harapan sembuh.
  5. Orang yang sehari-hari kerjanya berat yang tidak mungkin mampu dikerjakan sambil puasa, dan tidak mendapat pekerjaan lain yang ringan. ( dalil 2,7,8 dan 9).

VIII HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA

1. "...dan makan dan minumlah hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam (fajar ), kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam..."
( Al-Baqarah : 187).

2. "Dari Abu Hurairah ra.:
bahwa sesungguhnya nabi SAW telah bersabda:
Barangsiapa yang terlupa, sedang dia dalam keadaan puasa, kemudian ia makan atau minum, maka hendaklah ia sempurnakan puasanya.
Hal itu karena sesungguhnya Allah hendak memberinya karunia makan dan minum "
(Hadits Shahih, riwayat Al-Jama'ah kecuali An-Nasai).

3. Dari Abu Hurairah ra. bahwa sesungguhnya Nabi SAW telah bersabda:
Barang siapa yang muntah dengan tidak sengaja, padahal ia sedang puasa - maka tidak wajib qadha (puasanya tetap sah), sedang barang siapa yang berusaha sehinggga muntah dengan sengaja, maka hendaklah ia mengqadha (puasanya batal ).
( H.R : Abu Daud dan At-Tirmidziy )

4. Diriwayatkan dari Aisyah ra ia berkata:
Disaat kami berhaidh ( datang bulan ) dimasa Rasulullah SAW, kami dilarang puasa dan diperintah untuk mengqadhanya
dan kami tidak diperintah untuk mengqadha shalat.
(H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

5. Diriwayatkan dari Hafshah, ia berkata:
Telah bersabda Nabi SAW: Barang siapa yang tidak berniat untuk puasa ( Ramadhan ) sejak malam, maka tidak ada puasa baginya.
( H.R : Abu Daud ) hadits shahih.

6. Telah bersabda Rasulullah saw:
Bahwa sesungguhnya semua amal itu harus dengan niat.
( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

7. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. ia berkata:
Sesungguhnya seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah SAW:
Ya Rasulullah saya terlanjur menyetubuhi istri saya (di siang hari) padahal saya dalam keadaan puasa ( Ramadhan ), maka Rasulullah SAW bersabda:
Punyakah kamu seorang budak untuk dimerdekakan?
Ia menjawab: Tidak.
Rasulullah SAW bersabda:
Mampukah kamu puasa dua bulan berturut-turut?
Lelaki itu menjawab: Tidak.
Beliau bersabda lagi: Punyakah kamu persediaan makanan untuk memberi makan enam puluh orang miskin?
Lelaki itu menjawab: Tidak.
Lalu beliau diam, maka ketika kami dalam keadaan semacam itu, Rasulullah SAW datang dengan membawa satu keranjang kurma, lalu bertanya : dimana orang yang bertanya tadi ?
ambilah kurma ini dan shadaqahkan dia.
Maka orang tersebut bertanya: Apakah kepada orang yang lebih miskin dari padaku ya Rasulullah?
Demi Allah tidak ada diantara sudut-sudutnya ( Madinah ) keluarga yang lebih miskin daripada keluargaku.
Maka Nabi SAW lalu tertawa sampai terlihat gigi serinya kemudian bersabda :
Ambillah untuk memberi makan keluargamu.
( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

KESIMPULAN
Ayat dan hadits-hadits tersebut di atas menerangkan kepada kita bahwa hal-hal yang dapat membatalkan puasa (Ramadhan ) ialah sbb :
  • Sengaja makan dan minum di siang hari. Bila terlupa makan dan minum di siang hari, maka tidak membatalkan puasa. ( dalil : 2 )
  • Sengaja membikin muntah, bila muntah dengan tidak disengajakan, maka tidak membatalkan puasa. ( dalil :3 )
  • Pada siang hari terdetik niat untuk berbuka. (dalil : 5 dan 6 )
  • Dengan sengaja menyetubuhi istri di siang hari Ramadhan, ini disamping puasanya batal ia terkena hukum yang berupa : memerdekakan seorang hamba, bila tidak mampu maka puasa dua bulan berturut-turut, dan bila tidak mampu, maka memberi makan enam puluh orang miskin.( dalil : 7 )
  • Datang bulan di siang hari Ramadhan ( sebelum waktu masuk Maghrib ).( dalil : 4 )

IX. HAL-HAL YANG BOLEH DIKERJAKAN WAKTU IBADAH PUASA.

1. Diriwayatkan dari Aisyah ra Bahwa sesungguhnya Nabi SAW dalam keadaan junub sampai waktu Shubuh sedang beliau sedang dalam keadaan puasa, kemudian mandi.
(H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

2. Diriwayatkan dari Abi Bakar bin Abdurrahman, dari sebagian sahabat-sahabat Nabi SAW ia berkata kepadanya :
Dan sungguh telah saya lihat Rasulullah SAW menyiram air di atas kepala beliau padahal beliau dalam keadaan puasa karena haus dan karena udara panas.
( H.R : Ahmad, Malik dan Abu Daud )

3. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. Bahwa sesungguhnya Nabi saw berbekam sedang beliau dalam keadaan puasa.
(H.R : Al-Bukhary ) .

4. Diriwayatkan dari Aisyah ra Adalah Rasulullah saw mencium ( istrinya ) sedang beliau dalam keadaan puasa dan menggauli dan bercumbu rayu dengan istrinya (tidak sampai bersetubuh ) sedang beliau dalam keadaan puasa, akan tetapi beliau adalah orang yang paling kuat menahan birahinya.
( H.R : Al-Jama'ah kecuali Nasa'i) hadits shahih.

5. Diriwayatkan dari Abdullah bin Furuuj:
Bahwa sesungguhnya ada seorang wanita bertanya kepada Ummu Salamah ra. Wanita itu berkata:
Sesungguhnya suami saya mencium saya sedang dia dan saya dalam keadaan puasa, bagaimana pendapatmu ?
Maka ia menjawab: Adalah Rasulullah SAW pernah mencium saya sedang beliau dan saya dalam keadaan puasa.
( H.R : Aththahawi dan Ahmad dengan sanad yang baik dengan mengikut syarat Muslim ).

6. Diriwayatkan dari Luqaidh bin Shabrah:
Sesungguhnya Nabi SAW bersabda:
Apabila kamu beristinsyaaq ( menghisap air ke hidung ) keraskan kecuali kamu dalam keadaan puasa.
( H.R :Ashhabus Sunan )

7. Perkataan ibnu Abbas:
Tidak mengapa orang yang puasa mencicipi cuka dan sesuatu yang akan dibelinya
( Ahmad dan Al-Bukhary ).

KESIMPULAN
Hadits-hadits tersebut di atas memberi pelajaran kepada kita bahwa hal-hal tersebut di bawah ini bila diamalkan tidak membatalkan puasa :
  1. Menyiram air ke atas kepala pada siang hari karena haus ataupun udara panas, demikian pula menyelam kedalam air pada siang hari.
  2. Menta'khirkan mandi junub setelah adzan Shubuh. (dalil : 1 )
  3. Berbekam pada siang hari. ( dalil : 3 )
  4. Mencium, menggauli, mencumbu istri tetapi tidak sampai bersetubuh di siang hari.( dalil 4 dan 5 )
  5. Beristinsyak ( menghirup air kedalam hidung )terutama bila akan berwudhu, asal tidak dikuatkan menghirupnya. (dalil:6 )
  6. Disuntik di siang hari.
  7. Mencicipi makanan asal tidak ditelan.(dalil :7)

ADAB-ADAB PUASA RAMADHAN.

1. Diriwayatkan dari Umar bin Khaththab ra. telah bersabda Rasulullah SAW:
Apabila malam sudah tiba dari arah sini dan siang telah pergi dari arah sini, sedang matahari sudah terbenam, maka orang yang puasa boleh berbuka.
( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

2. Diriwayatkan dari Sahal bin Sa’ad:
Sesungguhnya Nabi SAW telah bersabda:
Manusia ( ummat Islam ) masih dalam keadaan baik selama mentakjilkan (menyegerakan) berbuka.
( H.R : Al-Bukhary dan Muslim)

3. Diriwayatakan dari Anas ra., ia berkata:
Rasulullah SAW berbuka dengan makan beberapa ruthaab (kurma basah ) sebelum shalat, kalau tidak ada maka dengan kurma kering, kalau tidak ada maka dengan meneguk air beberapa teguk.
( H.R : Abu Daud dan Al-Hakiem )

4. Diriwayatkan dari Salman bin Amir, bahwa sesungguhnya Nabi SAW telah bersabda:
Apabila salah seorang diantara kamu puasa hendaklah berbuka dengan kurma, bila tidak ada kurma hendaklah dengan air, sesungguhnya air itu bersih.
( H.R : Ahmad dan At-Tirmidzi )

5. Diriwayatkan dari Ibnu Umar:
Adalah Nabi SAW selesai berbuka Beliau berdo'a (artinya) telah pergi rasa haus dan menjadi basah semua urat-urat dan pahala tetap ada Insya Allah.
( H.R : Ad-Daaruquthni dan Abu Daud hadits hasan )

6. Diriwayatkan dari Anas, ia berkata:
Telah bersabda Rasulullah SAW:
Apabila makan malam telah disediakan, maka mulailah makan sebelum shalat Maghrib, janganlah mendahulukan shalat daripada makan malam itu ( yang sudah terhidang ).
( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

7. Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra:
Sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda:
Makan sahurlah kalian karena sesungguhnya makan sahur itu berkah.
(H.R:Al-Bukhary )

8. Diriwayatkan dari Al-Miqdam bin Ma'di Yaqrib, dari Nabi SAW bersabda:
Hendaklah kamu semua makan sahur, karena sahur adalah makanan yang penuh berkah.
( H.R : An-Nasa'i )

9. Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit  berkata:
Kami bersahur bersama Rasulullah saw. kemudian kami bangkit untuk menunaikan shalat ( Shubuh ).
saya berkata :
Berapa saat jarak antara keduanya ( antara waktu sahur dan waktu Shubuh )?
Ia berkata: Selama orang membaca limapuluh ayat.
( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

10. Diriwayatkan dari Amru bin Maimun, ia berkata:
Adalah para sahabat Muhammad SAW adalah orang yang paling menyegerakan berbuka dan melambatkan makan sahur. ( H.R : Al-Baihaqi )

11. Telah bersabda Rasulullah SAW:
Apabila salah seorang diantara kamu mendengar adzan dan piring masih di tangannya janganlah diletakkan hendaklah ia
menyelesaikan hajatnya ( makan/minum sahur ) daripadanya.
(H.R : Ahmad dan Abu Daud dan Al-Hakiem )

12. Diriwayatkan dari Abu Usamah ra. ia berkata:
Shalat telah di'iqamahkan, sedang segelas minuman masih di tangan Umar ra. beliau  bertanya:
Apakah ini boleh saya minum wahai Rasulullah?
Beliau menjawab: ya, lalu ia meminumnya.
( H.R Ibnu Jarir )

13. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. ia berkata:
Adalah Rasulullah SAW orang yang paling dermawan dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan ketika
Jibril menemuinya, dan Jibril menemuinya pada setiap malam pada bulan Ramadhan untuk mentadaruskan beliau SAW al-qur'an dan benar-benar Rasulullah SAW lebih dermawan tentang kebajikan (cepat berbuat kebaikan ) daripada angin yang dikirim.
(HR Al-Bukhary )

14. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata:
Adalah Rasulullah SAW menggalakkan qiyamullail (shalat malam ) di bulan Ramadhan tanpa memerintahkan
secara wajib, maka beliau bersabda:
Barang siapa yang shalat malam di bulan Ramadhan karena beriman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka diampuni baginya dosanya yang telah lalu.
(H.R : Jama'ah)

15. Diriwayatkan dari Aisyah ra. sesungguhnya Nabi SAW apabila memasuki sepuluh hari terakhir ( bulan Ramadhan ) beliau benar-benar menghidupkan malam (untuk beribadah ) dan membangunkan istrinya ( agar beribadah ) dengan mengencangkan ikatan sarungnya (tidak mengumpuli istrinya ).
( H.R.: Al-Bukhary dan Muslim )

16. Diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata:
Adalah Nabi SAW bersungguh-sungguh shalat malam pada sepuluh hari terakhir ( di bulan Ramadhan ) tidak seperti kesungguhannya dalam bulan selainnya.
( H.R : Muslim )

17. Diriwayatkan dari Abu salamah din Abdur Rahman, sesungguhnya ia telah bertanya kepada Aisyah ra:
Bagaimana shalat malamnya Rasulullah saw di bulan Ramadhan?
maka ia menjawab:
Rasulullah SAW tidak pernah shalat malam lebih dari sebelas raka'at baik di bulan Ramadhan maupun di bulan lainnya, caranya :
Beliau shalat empat raka'at jangan tanya baik dan panjangnya, kemudian shalat lagi empat raka'at jangan ditanya baik dan panjangnya, kemudian shalat tiga raka’at.
( H.R : Al-Bukhary,Muslim dan lainnya )

18. Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata:
Adalah Rasulullah saw. apabila bangun shalat malam, beliau membuka dengan shalat dua raka'at yang ringan,
kemudian shalat delapan raka'at, kemudian shalat witir.
( H.R : Muslim )

19. Diriwayatkan dari Ibnu Umar ia berkata:
Ada seorang laki-laki berdiri lalu ia berkata:
Wahai Rasulullah bagaimana cara shalat malam?
Maka Rasulullah SAW menjawab:
Shalat malam itu dua raka'at dua raka'at.
Apabila kamu khawatir masuk shalat Shubuh, maka berwitirlah satu raka'at.
( H.R : Jama'ah)

20. Dari Aisyah ra. ia berkata:
Sesungguhnya Nabi SAW shalat di masjid, lalu para sahabat shalat sesuai dengan shalat beliau (bermakmum di belakang), lalu beliau shalat pada malam kedua dan para sahabat bermakmum dibelakangnya bertambah banyak, kemudian pada malam yang ketiga atau yang keempat mereka berkumpul, maka Rasulullah SAW tidak keluar mengimami mereka.
Setelah pagi hari beliau bersabda:
Saya telah tahu apa yang kalian perbuat, tidak ada yang menghalangi aku untuk keluar kepada kalian (untuk mengimami shalat) melainkan aku khawatir shalat malam ini difardhukan atas kalian.
Ini terjadi pada bulan Ramadhan.
( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

21. Dari Ubay bin Ka'ab  ia berkata:
Adalah Rasulullah SAW shalat witir dengan membaca:
"Sabihisma Rabbikal A'la" dan "Qul ya ayyuhal kafirun"
dan "Qulhu wallahu ahad ".
( H.R : Ahmad, Abu Daud, Annasa'i dan Ibnu Majah )

22. Diriwayatkan dari Hasan bin Ali  ia berkata:
Rasulullah SAW. telah mengajarkan kepadaku beberapa kata yang aku baca dalam qunut witir:
Ya Allah berilah aku petunjuk beserta orang-orang yang telah engkau beri petunjuk, berilah aku kesehatan yang sempurna beserta orang yang telah engkau beri kesehatan yang sempurna, pimpinlah aku beserta orang yang telah Engkau pimpin, Berkatilah untukku apa yang telah Engkau berikan, peliharalah aku dari apa yang telah Engkau tentukan.
Maka sesungguhnya Engkaulah yang memutuskan dan tiada yang dapat memutuskan atas Engkau, bahwa tidak akan hina siapa saja yang telah Engkau pimpin dan tidak akan mulia siapa saja yang Engkau musuhi.
Maha agung Engkau wahai Rabb kami dan Maha Tinggi Engkau.
( H.R : Ahmad, Abu Daud, Annasa'i, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah )

23. Dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi SAW bersabda:
Barang siapa yang shalat malam menepati lailatul qadar, maka diampuni dosanya yang telah lalu.
( H.R : Jama'ah )

24. Diriwayatkan dari Aisyah ra. Sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda:
berusahalah untuk mencari lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir.
(H.R : Muslim )

25. Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra. ia berkata:
Dinampakkan dalam mimpi seorang laki-laki bahwa lailatul qadar pada malam kedua puluh tujuh, maka
Rasulullah SAW bersabda:
Sayapun bermimpi seperti mimpimu, ( ditampakkan pada sepuluh malam terakhir, maka carilah ia ( lailatul qadar ) pada malam-malam ganjil.
( H.R : Muslim )

26. Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata :
Saya berkata kepada Rasulullah SAW,
Ya Rasulullah, bagaimana pendapat tuan bila saya mengetahui lailatul qadar,apa yang saya harus baca pada malam itu? Beliau bersabda:
Bacalah: "Yaa Allah sesungguhnya Engkau maha pemberi ampun, Engkau suka kepada keampunan maka ampunilah daku."
(H.R : At-Tirmidzi dan Ahmad )

27. Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata:
Adalah Rasulullah SAW mengamalkan i'tikaf pada sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan sampai beliau diwafatkan
oleh Allah Azza wa Jalla.
( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

28. Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata:
Adalah Rasulullah SAW apabila hendak beri'tikaf, beliau shalat shubuh kemudian memasuki tempat
i'tikafnya..........
( H.R :Jama'ah kecuali At-Tirmidzi )

29. Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata:
Adalah Rasulullah saw. apabila beri'tikaf , beliau mendekatkan kepalanya kepadaku, maka aku menyisirnya, dan adalah beliau tidak masuk ke rumah kecuali karena untuk memenuhi hajat manusia ( buang air, mandi dll...)
( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

30. Allah ta'ala berfirman :
Janganlah kalian mencampuri mereka( istri-istri kalian ) sedang kalian dalam keadaan i'tikaf dalam masjid.
Itulah batas-batas ketentuan Allah, maka jangan di dekati...
( Al-Baqarah : 187 )

31. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. ia berkata:
Telah bersabda Rasulullah SAW:
Setiap amal anak bani Adam adalah untuknya kecuali puasa, ia adalah untukku dan aku yang memberikan pahala dengannya.
Dan sesungguhnya puasa itu adalah benteng pertahanan, pada hari ketika kamu puasa janganlah berbuat keji , jangan
berteriak-teriak ( pertengkaran ), apabila seorang memakinya sedang ia puasa maka hendaklah ia katakan:
"sesungguhnya saya sedang puasa".
Demi jiwa Muhammad yang ada di tanganNya sungguh bau busuknya mulut orang yang sedang puasa itu lebih wangi disisi Allah pada hari kiamat daripada kasturi.
Dan bagi orang yang puasa ada dua kegembiraan, apabila ia berbuka ia gembira dengan bukanya dan apabila ia berjumpa dengan Rabbnya ia gembira karena puasanya.
( H.R : Al-Bukhary dan Muslim)

32. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata :
Sesungguhnya Nabi SAW telah bersabda:
Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan bohong dan amalan kebohongan, maka tidak ada bagi Allah hajat (untuk menerima ) dalam hal ia meninggalkan makan dan minumnya.
( H.R: Jama'ah Kecuali Muslim )
Maksudnya Allah tidak merasa perlu memberi pahala puasanya.

33. Bahwa sesungguhnya Nabi SAW bersabda kepada seorang wanita Anshar yang sering di panggil Ummu Sinan:
Apa yang menghalangimu untuk melakukan haji bersama kami?
Ia menjawab:
Keledai yang ada pada kami yang satu dipakai oleh ayahnya si fulan (suaminya ) untuk berhaji bersama anaknya sedang yang lain di pakai untuk memberi minum anak-anak kami.
Nabi SAW pun bersabda lagi:
Umrah di bulan Ramadhan sama dengan mengerjakan haji atau haji bersamaku.
( H.R :Muslim)

34. Rasulullah SAW bersabda:
Apabila datang bulan Ramadhan kerjakanlah  umrah karena umrah di dalamnya (bulan Ramadhan ) setingkat dengan haji.
( H.R : Muslim)

KESIMPULAN
Ayat dan hadits-hadits tersebut di atas memberi pelajaran kepada kita bahwa dalam mengamalkan puasa Ramadhan kita perlu melaksanakan adab-adab  sbb :

1. Berbuka apabila sudah masuk waktu Maghrib. ( dalil: 6 ) Sunnah berbuka adalah sbb :
  1. Disegerakan yakni sebelum melaksanakan shalat Maghrib dengan makanan yang ringan seperti kurma, air saja, setelah itu baru melaksanakan shalat. ( dalil: 2,3 dan 4 )
  2. Tetapi apabila makan malam sudah dihidangkan, maka terus dimakan, jangan shalat dahulu. ( dalil : 6 )
  3. Setelah berbuka berdo'a dengan do'a sbb : Artinya : Telah hilang rasa haus, dan menjadi basah semua urat-urat dan pahala tetap wujud insya Allah. ( dalil: 5 )

2. Makan sahur. ( dalil : 7 dan 8 ) Adab-adab sahur :
a. Dilambatkan sampai akhir malam mendekati Shubuh. (dalil 9 dan 10 )
b. Apabila pada tengah makan atau minum sahur lalu mendengar adzan Shubuh, maka sahur boleh diteruskan sampai selesai, tidak perlu dihentikan di tengah sahur karena sudah masuk waktu Shubuh. ( dalil 11 dan 12 )
* Imsak tidak ada sunnahnya dan tidak pernah diamalkan pada zaman sahabat maupun tabi'in.

3. Lebih bersifat dermawan (banyak memberi, banyak bershadaqah, banyak menolong) dan banyak membaca al-qur'an (dalil : 13 )

4. Menegakkan shalat malam / shalat Tarawih dengan berjama'ah.
Dan shalat Tarawih ini lebih digiatkan lagi pada sepuluh malam terakhir ( 20 hb. sampai akhir
Ramadhan). (dalil : 14,15 dan 16 )
Cara shalat Tarawih adalah :
  1. Dengan berjama'ah. ( dalil : 19 )
  2. Tidak lebih dari sebelas raka'at yakni salam tiap dua raka'at dikerjakan empat kali, atau salam tiap empat raka'at dikerjakan dua kali  dan ditutup dengan witir tiga raka'at. ( dalil : 17 )
  3. Dibuka dengan dua raka'at yang ringan. ( dalil : 18)
  4. Bacaan dalam witir : Raka'at pertama : Sabihisma Rabbika. Roka't  kedua : Qul yaa ayyuhal kafirun. Raka'at ketiga : Qulhuwallahu ahad. ( dalil : 21 )
  5. Membaca do'a qunut dalam shalat witir. ( dalil 22 )

5. Berusaha menepati lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir, terutama pada malam-malam ganjil.
Bila dirasakan menepati lailatul qadar hendaklah lebih giat beribadah dan membaca:
Yaa Allah Engkaulah pengampun, suka kepada keampunan maka ampunilah aku. ( dalil : 25 dan 26 )

6. Mengerjakan i'tikaf pada sepuluh malam terakhir. (dalil : 27 )
Cara i'tikaf :
a. Setelah shalat Shubuh lalu masuk ke tempat i'tikaf di masjid. ( dalil 28 )
b. Tidak keluar dari tempat i'tikaf kecuali ada keperluan yang mendesak. ( dalil : 29 )
c. Tidak mencampuri istri dimasa i'tikaf. ( dalil : 30)

7. Mengerjakan umrah. ( dalil : 33 dan 34 )

8. Menjauhi perkataan dan perbuatan keji dan menjauhi pertengkaran. (dalil : 31 dan 32 )

Maraji’ (Daftar Pustaka):

1. Al-Qur’anul Kariem
2. Tafsir Aththabariy.
3. Tafsir Ibnu Katsier.
4. Irwaa-Ul Ghaliel, Nashiruddin Al-Albani.
5. Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq.
6. Tamaamul Minnah, Nashiruddin Al-Albani.

Sumber: http://www.sabah.org.my/solat/artikel/puasa/panduan_puasa_ramadhan.htm
Aslinya oleh:  Ustadz Abu Rasyid

Saya cuma mengedit dikit, biar enak dibaca Insya Allah ^_^hehehe...
Demikianlah kami sampaikan keterangan ini dengan sebenar-benarnya.
Wa Allahu A'lam Bishowab.

Semoga bermanfaat Mukminin dan Mukminat ^_^