Rabu, 06 Juni 2012

Aku percaya kepada Allah

“Aku beriman kepada Allah” 
adalah sebuah pernyataan yang sudah dapat dipastikan telah kita lafalkan. 

Kita juga mengetahui bahwa keimanan ini adalah keimanan yang pertama kali dituntut bagi seorang muslim pada rukun iman yang enam, sebagaimana jawaban Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menjawab pertanyaan malaikat Jibril tentang apa itu iman, yaitu,
 “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari akhir, dan engkau beriman dengan takdir, yang baik dan yang buruk.” 
(HR. Muslim)
Lalu, sejauh apa kita harus percaya kepada Allah, jika kita adalah orang-orang yang benar?
Katakanlah: “Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?” 
Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” 
Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak ingat?” 
Katakanlah: “Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya ‘Arsy yang besar?” 
Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” 
Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak bertakwa?” 
Katakanlah: “Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari -Nya, jika kamu mengetahui?” 
Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” 
Katakanlah: “maka dari jalan manakah kamu ditipu?” 
(QS. Al Muminun [23]: 84-89)
Nah, setelah kita percaya sepenuhnya kepada Allah, baca sedikit:
Kekuatan Tubuh dan Pikiran (The Body Mind Connection)

Ilmu kedokteran hanyalah permulaan untuk mengerti bagaimana cara pikiran mempengaruhi tubuh.
Efek placebo (obat semu tanpa bahan kimia) misalnya, menjelaskan bahwa orang bisa merasa lega karena obat yang efektif adalah percaya pada kemampuan obat tersebut meski obat yang diberikan tak ada bahan kimia. 
Inilah yang dinamakan kemampuan sugesti.

Yang lebih mengherankan kalangan medis adalah kemampuan tubuh untuk menyembuhkan diri sendiri tanpa melalui pengobatan moderen.

* karena itulah Allah menyuruh untuk selalu...selalu berprasangka baik kepada-Nya (walaupun lagi disambit batu :D)...
Yakin...keyakinan itu (hanya kepada Allah ya :)), akan membuat Allah tersenyum dan, insya Allah, akan mengabulkan apapun...apapun yang kita inginkan.
Tapi itu tadi, prasangka kita harus kuat, bener-bener yakin bahwa
"kalau Allah menghendaki aku mati, maka aku akan mati (bahkan habis ngetik ini, hehehe...Astaghfirullah),
kalau Allah menghendaki aku hidup, pasti ada tujuan dan maksud dari semua ini dan aku harus selalu sabar dan ridha kepada-Nya (kalau gak mau "ditegur" lagi, hahahaha, Naudzubillah)...
segala macam penyakit dan kesusahan (kalau ada), itu adalah untuk menghapus kesalahan dan dosa-dosa kita di masa lampau (dan mungkin sekarang dan masa depan juga, hehehe, Astaghfirullah al-Adzim, ya Allah lindungilah aku dari azab-azab-Mu).
Janji Allah adalah benar, dan Dia tidak sedikitpun akan mengingkari janji-Nya.
Aku percaya kepada Allah".

Cuma itu, n mungkin hal-hal lain juga kali ya...hehehe...
 
Wa Allahu 'Alam Bishawab (Dia berbuat apa yang dikehendaki-Nya)...tapi kalau hati dan pikiranmu sudah menyadari seberapa berkuasa-Nya Allah (ya, tepat sekali, gw bahkan gak sanggup menggambarkannya, karena nyebutin itu gak bakal kelar tulisan ini, Subhan Allah)...
insya Allah, apapun penyakitmu, apapun kesusahanmu...akan hilang seketika.
La Haula Walaa Quwwataa Illa Billah.