Senin, 12 Agustus 2013

Nikmat Allah

Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar tanpa hambatan.
I'm actually happy with that, Alhamdulillah.

Lebaran Idul Fitri lancar, Alhamdulillah.
Dan aku, jujur, masih gak tau kenapa semakin hari aku semakin mencintai Allah.
Apakah karena Dia menjawab, eh...mengabulkan (ding), hehehe Astaghfirullah...?
Mungkin itu, tapi sepertinya bukan cuma itu deh.

Apakah karena Dia membuatku tidak kaya (agar tidak sombong) dan tidak juga miskin (agar tidak kufur)?
Mungkin juga itu, yang membuat hati ini sangat bersyukur kepada-Nya dan kadang menangis mengingat itu.
* sering melihat kesombongan orang dan kesusahan orang (lebih tepatnya "diperlihatkan"), Alhamdulillah,

Ntahlah, terlalu banyak alasan yang tidak mungkin kusebutkan satu per satu,
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS. An Nahl: 18)

Fa-biayyi alaa’i Rabbi kuma tukadzdzi ban?
(Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan
?)
(QS. Ar-Rahmaan)

Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya.
Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya
.

(QS. Ibrahim:34)


Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)
.

(QS. Ibrahim:34) 
Janganlah kamu kufur

Kamis, 11 Juli 2013

Kucing: Penjaga yang Manis, Manja, dan Cute, namun Mematikan

Masyaa Allah, Mata...kucing...itu...biru! (*kalo bayangin kelakuannya seperti apa saat ngomong itu, kayak anak kecil narik-narik baju ibunya sambil nunjuk-nunjuk + mantengin mainan yang dia suka)
Wooow.
* emang biasanya warna mata kucing itu apa?
Sejak kapan suka kucing dan kenapa?
 
Gak tau.
Tapi coba ditelusuri fakta-fakta yang ada:
1. Kucing itu musuh natural cicak.
"Tch, mau lari kemana?"
Alasan yang paling masuk akal, karena aku gak suka cicak dan cenderung membunuh.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyuruhnya supaya membunuh semua cecak. 
(HR. Muslim No. Hadist: 4152 Kitab: Salam)
Daripada pertanyaan lain menyeruak, ada aturan lain yang menyebutkan bahwa:
Rasulullah SAW bersabda,
”Barangsiapa membunuh cecak maka pada awal pukulannya baginya ini dan itu satu kebaikan.
Barangsiapa yang membunuhnya dalam pukulan kedua maka baginya ini dan itu satu kebaikan yang berbeda dengan yang pertama.
Jika dia membunuhnya pada pukulan ketiga maka baginya ini dan itu kebaikan yang berbeda dengan yang kedua."

(HR. Muslim, Sunan Abu Daud, dan Jami’ at Tirmidzi dari Abu Hurairah)
ada lagi aturan yang lain,
Aisyah ra (istri Nabi) berkata,
”Aku mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda,
”Barangsiapa yang membunuh cecak maka Allah akan menghapuskan tujuh kesalahan atasnya.”

(HR. Thabrani dalam “al Mu’jam al Ausath”)
masih ada lagi, hehehe,
dari Saibah Maulah al Fakih bin al Mughiroh bahwa dirinya menemui Aisyah dan melihat di rumahnya terdapat sebuah tombak yang tergeletak.
Dia pun bertanya kepada Aisyah,
”Wahai Ibu kaum mukminin apa yang engkau lakukan dengan tombak ini?”
Aisyah menjawab,
”Kami baru saja membunuh cecak-cecak.
Sesungguhnya Nabi SAW pernah memberitahu kami bahwa tatkala Ibrahim as dilemparkan ke dalam api tak satu pun binatang di bumi saat itu kecuali dia akan memadamkannya kecuali cecak yang meniup-niupkan apinya.
Maka Rasulullah saw memerintahkan untuk membunuhnya.”

(HR. Ibnu Majah diriwayatkan didalam “Sunan” nya)
Kitab “az Zawaid” menyebutkan bahwa hadits Aisyah ini shahih dan orang-orangnya bisa dipercaya.

2. Kucing itu tidak najis 
"Praise our Lord"

"Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling di rumah (binatang rumahan),”
(H.R At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah). 

Diperjelas lagi,
“Ia tidak najis. Ia binatang yang berkeliling.
Aisyah pernah melihat Rasulullah Saw berwudhu dari sisa jilatan kucing.”
(H.R AlBaihaqi, Abd Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni).


3.Kelakuannya mirip.
"What?"

Males, manja, dan suka dielus-elus terutama bagian kepala sebelum tidur.
(Scientific proven


Nabi bahkan berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan layaknya menyanyangi keluarga sendiri.

Senin, 08 Juli 2013

Menunggu Kematian

I'm waiting for the end to come, wishing I had strength to stand. 
This is not what I had planned, it's out of my control. 
So many things were left unsaid. 

After my dreaming, I woke with this fear.
What am I leaving. when I'm done here?
When my time comes, forget the wrong that I've done. 
don't resent me and when you're feeling empty, keep me in your memory. 
You've learned to hide so well. 

Tiba-tiba aku tersadar, aku akan mati.
Gak perlu sedih, gak perlu takut karena sebagai makhluk Allah, kita pasti mati cepat atau lambat.
Tidak perlu diratapi dan tidak perlu dicegah, karena itu yang aku inginkan.
Aku tidak merasa sedih, frustasi, atau apapun yang biasanya membuat orang ingin mati, tapi lebih karena aku ingin cepat bertemu Tuhanku dan aku merasa bosan berada di sini (dunia).
Dengan wujud yang terlihat ini, aku tidak bisa sendiri dan melakukan apapun dengan bebas tanpa dikomentari atau dijadikan omongan.

Rest aside my present, my past is still echoing like legend.
My tricks is being copied by numerous uncapable fake person.

 * FYI: he was shocked and cried when he found out about that.
Kaget dan langsung nangis, karena teknik itu berbahaya, I was using it for no "no good" reasons, most of it for fun though, but still, no bad intention, apalagi untuk menjebak atau memerangkap manusia (terutama manusia beriman).
Aku tidak memikirkan manusia yang terperangkap oleh setan ataupun yang masuk dalam jebakan mereka.
Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.
Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.
(QS. Al Hadid: 22-23)
Kami tidak kalah, kami membiarkan manusia itu memilih, dan kecenderungannya untuk mengikuti dunia dan terkena tipu daya setan adalah hak mereka memilih tempat yang hangat, eh panas maksudku, tempat yang lebih dikenal dengan nama Neraka Jahannam, hahahaha...kahahahahaha.... eh...Astaghfirullah al-Adzim.

(Naudzubillah)
Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga).
Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami.
Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.

(QS. Al-A'raf: 176)
Terus terang,aku tidak tahu sama sekali tentang masa depan,dan aku tidak berputus asa terhadap mereka, namun demikian ketika sudah nampak tanda-tanda kekuasaan setan atas diri mereka, so be it...
Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik. Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran dari pada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya.
Dan Allah lebih mengetahui dalam hatinya.
Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan.

(QS. Ali Imran: 167)
kenapa aku tidak berusaha lebih jauh lagi, lebih keras atau bahkan memaksa?
karena aku tidak berhak dan tidak pula berkewajiban untuk memaksa, mianhae~yo. 
Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka, niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. 
(QS. Al-An'am:111) 
Eh, malah njelasin...hehehe...
Maaf ya.
Oh iya, kalau ketemu di Akhirat, jangan nunjuk aku apalagi dengan tujuan nyalahin, jangan, karena itu justru akan melipatgandakan hukumanmu.
Oh iya, kalaupun gak ketemu aku, jangan bilang sama Malaikat apalagi sama Allah Subhanahu wa Ta'ala bahwa selama kamu hidup tidak ada yang menyampaikan.
Arachi?

Pesenku:
Don't give up on Us, don't give up in Allah. 
I'm pleading as I'm leaving. 


Senin, 25 Maret 2013

I do...Ya Allah, sudahkah kusampaikan?

Can I look at just one person forever?
Can I treasure you more than myself?
I do
Aku bisa menjawab siapapun yang bertanya, bahwa "aku mencintaimu".
Aku tidak akan membuat janji, walaupun mungkin untuk ragu sesaat.
Tapi sadarilah...
I wouldn't have started at all if  it was going to be a love that ended before my heart. 

Biarkan aku mencintaimu dengan nyaman, jangan mengikatku.
Komitmen bukan hanya yang tertulis, terikat, dan/atau terjanji.
Tapi lebih pada, "bisakah kita saling menghargai" tanpa semua itu.

Dulu aku tidak percaya pada cinta tak harus memiliki, aku mentertawakan itu (to my heart content, Astaghfirullah).
Sekarang, aku paham, bahwa itu lebih baik.
Karena, aku lebih senang melihat orang yang kucintai, senang, bersama orang lain.

Aku justru tidak senang jika kamu memilihku untuk bersamamu...
karena, kemungkinan besar, aku harus mengubah jalanku dan berkompromi denganmu.

Aku tidak bisa melakukan itu, aku ingin tetap berada di jalan yang lurus.
Walaupun harus sendiri, walaupun bagaimanapun nikmatnya jika aku berbelok,
aku tidak bisa melakukan itu...aku tidak mau.

Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu selepas tahun ini. Pesenku (actually, dulu ini pesen Rasulullah kepada manusia dink):
Janganlah kamu sakiti siapapun agar orang lain tidak menyakiti kamu lagi. 
Ingatlah bahawa sesungguhnya kamu akan menemui Tuhan-mu dan Dia pasti membuat perhitungan atas segala amalanmu.
Waspadalah terhadap setan demi keselamatan agamamu, dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar, maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikutinya dalam perkara-perkara kecil. 
Ingatlah, bahwa kamu akan menghadap Allah pada suatu hari untuk mempertanggungjawabkan segala apa yang telah kamu kerjakan. 
Oleh karena itu, janganlah sekali-kali kamu keluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaanku. 

Jumat, 15 Februari 2013

Bergeraklah


Ingin juga kok, hidup tenang.
Ntahlah...aku juga kadang tidak begitu mengerti, bagaimana hidup yang sempurna itu.

Mungkin juga benar kalau aku takut hidup, karena kehidupan ini terasa sungguh menyiksaku.
Aku harus berhadapan dengan hal-hal yang membuatku semakin merasakan, bahwa dunia ini fana...tidak pantas menjadi tujuan akhir.

Tapi, aku harus hidup...karena aku masih hidup.
Sebenernya pusingnya kayaknya karena disuruh nyelamatin orang aja :D
karena pusingnya kalo mikirin nasib orang aja.
Bagaimana mungkin nyuruh aku nyelamatin orang dari jurang kegelapan, sementara aku susah payah keluar dari situ, berdarah-darah, patah mematah, untung hidup, Alhamdulillah.

(Nyet, yang nyuruh lo kan Dia juga)
kalo kupikir-pikir, bener juga...-_- <--- tapi males...


Kenapa gak nyuruh orang lain saja?
(karena kebeneran lu yang lagi parkir disini)

-_- hmmm...hmmm... bergerak gak ya...?
(silahkan aja kalo gak bergerak)


Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
(QS. Muhammad:7)


Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
(QS. Al-Baqarah: 152)


ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk).
(QS. Al-Baqarah:40)
* Jika masih membantah, pake tapi dsb...
ya terserah.
Sekedar mengingatkan aja kok ^_^


Dan jangan bilang siapa dirimu, diem aja kalau ditanya.
Kan Allah juga dah banyak ngasih uang jajan untukmu, bagilah dikit dengan orang lain.
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.
Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.
Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
(QS. Al-Baqarah:261)
Dan, satu lagi, tidak semua orang bernasib beruntung seperti kamu, jadi janganlah kamu menghindar terus macem gila, ingatlah:
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu
,
dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih
".

(QS. Ibrahim:7)
      Ok