Senin, 25 Maret 2013

I do...Ya Allah, sudahkah kusampaikan?

Can I look at just one person forever?
Can I treasure you more than myself?
I do
Aku bisa menjawab siapapun yang bertanya, bahwa "aku mencintaimu".
Aku tidak akan membuat janji, walaupun mungkin untuk ragu sesaat.
Tapi sadarilah...
I wouldn't have started at all if  it was going to be a love that ended before my heart. 

Biarkan aku mencintaimu dengan nyaman, jangan mengikatku.
Komitmen bukan hanya yang tertulis, terikat, dan/atau terjanji.
Tapi lebih pada, "bisakah kita saling menghargai" tanpa semua itu.

Dulu aku tidak percaya pada cinta tak harus memiliki, aku mentertawakan itu (to my heart content, Astaghfirullah).
Sekarang, aku paham, bahwa itu lebih baik.
Karena, aku lebih senang melihat orang yang kucintai, senang, bersama orang lain.

Aku justru tidak senang jika kamu memilihku untuk bersamamu...
karena, kemungkinan besar, aku harus mengubah jalanku dan berkompromi denganmu.

Aku tidak bisa melakukan itu, aku ingin tetap berada di jalan yang lurus.
Walaupun harus sendiri, walaupun bagaimanapun nikmatnya jika aku berbelok,
aku tidak bisa melakukan itu...aku tidak mau.

Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu selepas tahun ini. Pesenku (actually, dulu ini pesen Rasulullah kepada manusia dink):
Janganlah kamu sakiti siapapun agar orang lain tidak menyakiti kamu lagi. 
Ingatlah bahawa sesungguhnya kamu akan menemui Tuhan-mu dan Dia pasti membuat perhitungan atas segala amalanmu.
Waspadalah terhadap setan demi keselamatan agamamu, dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar, maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikutinya dalam perkara-perkara kecil. 
Ingatlah, bahwa kamu akan menghadap Allah pada suatu hari untuk mempertanggungjawabkan segala apa yang telah kamu kerjakan. 
Oleh karena itu, janganlah sekali-kali kamu keluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaanku.