Memang benar, bahwa kepintaran manusia itu mempunyai akibat yang
merugikan dirinya sendiri. Dan orang-orang yang mempunyai bakat-bakat
istimewa, banyak yang harus membayar mahal, justru pada waktu ia patut
menerima ganjaran dan penghargaan…
Sahabat mulia Abu Hurairah termasuk salah seorang dari mereka,
Sungguh dia mempunyai bakat luar biasa dalam kemampuan dan kekuatan
ingatan, Abu Hurairah mempunyai kelebihan dalam seni menangkap apa yang
didengarnya, sedang ingatannya mempunyai keistimewaan dalam segi
menghafal dan menyimpan.
Didengarnya, ditampungnya lalu terpatri dalam ingatannya hingga
dihafalkannya, hampir tak pemah ia melupakan satu kata atau satu huruf
pun dari apa yang telah didengarnya, sekalipun usia bertambah dan masa
pun telah berganti-ganti.
Bahkan boleh dibilang otaknya menjadi gudang perbendaharaan dalam
masa wahyu,
Oleh karena itulah, ia telah mewakafkan hidupnya untuk lebih
banyak mendampingi Rasulullah sehingga termasuk yang terbanyak menerima
dan menghafal Hadits, serta meriwayatkannya.
Sewaktu datang masa pemalsu-pemalsu hadits yang dengan sengaja
membikin hadits-hadits bohong dan palsu, seolah-olah berasal dari
Rasulullah SAW mereka memperalat nama Abu Hurairah dan menyalahgunakan
ketenararnya dalam meriwayatkan Hadits dari Nabi SAW, hingga sering
mereka mengeluarkan sebuah "hadits", dengan menggunakan kata-kata: —
"Berkata Abu Hurairah… "
Dengan perbuatan ini hampir-hampir mereka menyebabkan ketenaran Abu
Hurairah dan kedudukannya selaku penyampai Hadits dari Nabi SAW menjadi
lamunan keragu-raguan dan tanda tanya, kalaulah tidak ada usaha dengan
susah payah dan ketekunan yang luar biasa, serta banyak waktu yang telah
di habiskan oleh tokoh-tokoh utama para ulama Hadits yang telah
membaktikan hidup mereka untuk berhidmat kepada Hadits Nabi dan
menyingkirkan setiap tambahan yang dimasukkan ke dalamnya.
Di sana Abu Hurairah berhasil lolos dari jaringan kepalsuan dan
penambahan-penambahan yang sengaja hendak diselundupkan oleh kaum
perusak ke dalam Islam, dengan mengkambing hitamkan Abu Hurairah dan
membebankan dosa dan kejahatan mereka kepadanya.
Setiap anda mendengar muballigh atau penceramah atau khatib Jumat
mengatakan kalimat yang mengesankan dari Abu Hurairah r.a berkata ia,
telah bersabda Rasulullah SAW .
" Saya katakan ketika anda mendengar nama ini dalam rangkaian kata
tersebut, dan ketika anda banyak menjumpainya, yah banyak sekali dalam
kitab-kitab Hadits, sirah, fiqih serta kitab-kitab Agama pada umumnya,
maka diketahuilah bahwa anda sedang menemui suatu pribadi, antara sekian
banyak pribadi yang paling gemar bergaul dengan Rasulullah dan
mendengarkan sabdanya.
Karena itulah perbendaharaannya yang menakjubkan
dalam hal Hadits dan pengarahan-pengarahan penuh hikmat yang
dihafalkannya dari Nabi·SAW jarang diperoleh bandingannya .
Dan dengan bakat pemberian Allah yang dipunyainya beserta
perbendaharaan Hadits tersebut, Abu Hurairah merupakan salah seorang
paling mampu membawa anda ke hari-hari kehidupan Rasulullah SAW beserta
para sahabatnya dan membawa anda berkeliling, asal anda beriman teguh
dan berjiwa siaga, mengitari pelosok dan berbagai ufuk yang membuktikan
kehebatan Nabi Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya itu dan memberikan
makna kepada kehidupan ini dan memimpinnya ke arah kesadaran dan pikiran
sehat.
Dan bila garis-garis yang anda hadapi ini telah menggerakkan
kerinduan anda untuk mengetahui lebih dalam tentang Abu Hurairah dan
mendengarkan beritanya, maka silakan anda memenuhi keinginan anda
tersebut.
Ia adalah salah seorang yang menerima pantulan revolusi Islam, dengan
segala perubahan mengagumkan yang diciptakannya.
Dari orang upahan
menjadi induk semang atau majikan.
Dari seorang yang terlunta-lunta di tengah-tengah lautan manusia,
menjadi imam dan ikutan!
Dan dari seorang yang sujud di hadapan
batu-batu yang disusun, menjadi orang yang beriman kepada Allah yang
Maha Esa lagi Maha Perkasa.
Inilah dia sekarang bercerita dan berkata:
-
"Aku dibesarkan dalam keadaan yatim, dan pergi hijrah dalam keadaan
miskin.
Aku menerima upah sebagai pembantu pada Busrah binti Ghazwan
demi untuk mengisi perutku! Akulah yang melayani keluarga itu bila
mereka sedang menetap dan menuntun binatang tunggangannya bila sedang
bepergian.
Sekarang inilah aku, Allah telah menikahkanku dengan putri
Busrah, maka segala puji bagi Allah yang telah menjadikan Agama ini
tiang penegak, dan menjadikan Abu Hurairah ikutan ummat."
******
Ia datang kepada Nabi saw di tahun yang ke tujuh Hijriah sewaktu
beliau berada di Khaibar ia memeluk Islam karena dorongan kecintaan dan
kerinduan.
Dan semenjak ia bertemu dengan Nabi SAW dan berbaiat
kepadanya, hampir-hampir ia tidak berpisah lagi daripadanya kecuali pada
saat-saat waktu tidur.
Begitulah berjalan selama masa empat tahun
yang dilaluinya bersama Rasulullah SAW yakni sejak ia masuk islam
sampai wafatnya Nabi, pergi ke sisi Yang Maha Tinggi.
Kita katakan:
"Waktu yang empat tahun itu tak ubahnya bagai suatu usia manusia yang
panjang lebar, penuh dengan segala yang baik, dari perkataan, sampai
kepada perbuatan dan pendengaran… !
*****
Dengan fitrahnya yang kuat, Abu Hurairah mendapat kesempatan yang
besar yang memungkinkannya untuk memainkan peranan penting dalam
berbakti kepada Agama Allah.
Pahlawan perang dikalangan sahabat, banyak….
Ahli fiqih, juru dawah dan para guru juga tidak sedikit ….
Tetapi lingkungan dan masyarakat memerlukan tulisan dan penulis.
Di
masa itu golongan manusia pada umumnya,jadi bukan hanya terbatas pada
bangsa Arab saja, tidak mementingkan tulis menulis.
Dan tulis menulis
itu belum lagi merupakan bukti kemajuan di masyarakat manapun.
Bahkan Eropah sendiri juga demikian keadaannya sejak kurun waktu yang
belum lama ini. Kebanyakan dari raja-rajanya, tidak terkecuali
Charlemagne sebagai tokoh utamanya, adalah orang-orang yang buta huruf,
tak tahu tulis baca, padahal menurut ukuran masa itu, mereka memiIiki
kecerdasan dan kemampuan besar….
*****
Kembali kita pada pembicaraan bermula untuk melihat Abu Hurairah,
bagaimana ia dengan fitrahnya dapat menyelami kebutuhan masyarakat baru
yang dibangun oleh Islam, yaitu kebutuhan akan orang-orang yang dapat
melihat dan memelihara peninggalan dan ajaran-ajarannya.
Pada waktu itu
memang ada para sahabat yang mampu menulis, tetapi jumlah mereka sedikit
sekali, apalagi sebagiannya tak mempunyai kesempatan untuk mencatat
Hadits-hadits yang diucapkan oleh Rasul.
Sebenamya Abu Hurairah bukanlah seorang penulis, ia hanya seorang
ahli hafal yang mahir, di samping memiliki kesempatan atau mampu
mengadakan kesempatan yang diperlukan itu, karena ia tak punya tanah
yang akan digarap, dan tidak punya perniagaan yang akan diurus.
Ia pun menyadari bahwa dirinya termasuk orang yang masuk Islam
belakangan, maka ia bertekad untuk mengejar ketinggalannya, dengan cara
mengikuti Rasul terus menerus dan secara tetap menyertai majelisnya .
Kemudian disadarinya pula adanya bakat pemberian Allah ini pada dirinya,
berupa daya ingatannya yang luas dan kuat, serta semakin bertambah
kuat, tajam dan luas lagi dengan doa Rasul , "agar pemilik bakat ini
diberi Allah berkat."
Ia menyiapkan dirinya dan menggunakan bakat dan kemampuan karunia
Ilahi untuk memikul tanggung jawab dan memelihara peninggalan yang
sangat penting ini dan mewariskannya kepada generasi kemudian.
****
Abu Hurairah bukan tegolong dalam barisan penulis, tetapi sebagaimana
telah kita utarakan, ia adalah seorang yang terampil menghafal lagi kuat
ingatan …. Karena ia tak punya tanah yang akan ditanami atau perniagaan
yang akan menyibukkannya, ia tidak berpisah hengan Rasul, baik dalam
perjalanan maupun di kala menetap.
Begitulah ia mempermahir dirinya dan ketajaman daya ingatnya untuk
menghafal Hadits-hadits Rasulullah SAW dan pengarahannya.
Sewaktu Rasul
telah pulang ke RafikulAla (wafat), Abu Hurairah terus-menerus
menyampaikan Hadits-Hadits, yang menyebabkan sebagian sahabatnya merasa
heran sambil bertanya-tanya di dalam hati, dari mana datangnya
hadits-hadits ini, kapan didengarya dan diendapkannya dalam ingatannya.
Abu Hurairah telah memberikan penjelasan untuk menghilangkan
kecurigaan ini, dan menghapus keragu-raguan yang menulari putra
sahabatnya, maka katanya:
"Tuan-tuan telah mengatakan bahwa Abu
Hurairah banyak sekali mengeluarkan Hadits dari Nabi SAW. Dan tuan-tuan
katakan pula orang-orang Muhajirin yang lebih dahulu daripadanya masuk
Islam, tak ada menceritakan hadits-hadits itu?
Ketahuilah, bahwa sahabat-sahabatku orang-orang Muhajirin itu,
sibuk dengan perdagangan mereka di pasar-pasar, sedang
sahabat-sahabatku orang-orang Anshar sibuk degan tanah pertanian
mereka, Sedang aku adalah seorang miskin, yang paling banyak menyertai
majelis Rasulullah, maka aku hadir sewaktu yang lain absen …dan aku
selalu ingat seandainya mereka lupa karena kesibukan.
Dan Nabi SAW pernah berbicara kepada kami di suatu hari, kata beliau:
"Siapa yang membentangkan sorbannya hingga selesai pembicaraanku,
kemudian ia meraihnya ke dirinya, maka ia takkan terlupa akan suatu pun
dari apa yang telah didengarnya dari padaku!"
Maka kuhamparkan kainku, lalu beliau berbicara kepadaku, kemudian
kuraih kain itu ke diriku, dan demi Allah, tak ada suatu pun yang
terlupa bagiku dari apa yang telah kudengar daripadanya!
Demi Allah
kalau tidaklah karena adanya ayat di dalam Kitabullah niscaya tidak akan
kukabarkan kepada kalian sedikit jua pun! Ayat itu ialah:
"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa-apa yang telah kami
turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk, sesudah Kami
nyatakan kepada manusia di dalam Kitab mereka itulah yang dikutuk oleh
Allah dan dikutuk oleh para pengutuk (Malaikat-malaikat)!"
Demikianlah Abu Hurairah menjelaskan rahasia kenapa hanya ia seorang diri yang banyak mengeluarkan riwayat dari Rasulullah SAW.
Yang pertama: karena ia melowongkan waktu untuk menyertai Nabi lebih banyak dari para shahabat lainnya.
Kedua, karena ia memiliki daya ingatan yang kuat, yang telah diberi berkat oleh Rasul, hingga ia jadi semakin kuat.
Ketiga, ia menceritakannya bukan karena ia gemar bercerita, tetapi
karena keyakinan bahwa menyebarluaskan hadits-hadits ini, merupakan
tanggung jawabnya terhadap Agama dan hidupnya.
Kalau tidak dilakukannya
berarti ia menyembunyikan kebaikan dan haq, dan termasuk orang yang
lalai yang sudah tentu akan menerima hukuman kelalaiannya … !
Oleh sebab itulah ia harus saja memberitakan, tak suatupun yang
menghalanginya dan tak seorang pun boleh melarangnya … hingga pada suatu
hari Amirul Muminin Umar berkata kepadanya: "Hendaklah kamu hentikan
menyampaikan berita dari Rasulullah! Bila tidak, maka akan kukembalikan
kau ke tanah Daus… !" (yaitu tanah kaum dan keluarganya).
Tetapi larangan ini tidaklah mengandung suatu tuduhan bagi Abu
Hurairah, hanyalah sebagai pengukuhan dari.suatu pandangan yang dianut
oleh Umar, yaitu agar orang-orang Islam dalam jangka waktu tersebut,
tidak membaca dan menghafalkan yang lain, kecuali Al-Qur'an sampai ia
melekat dan mantap dalam hati sanubari dan pikiran.
Al-Qur'an adalah kitab suci Islam, Undang-undang Dasar dan kamus
lengkapnya dan terlalu banyaknya cerita tentang Rasulullah SAW
teristimewa lagi pada tahun-tahun menyusul wafatnya Nabi SAW, saat
sedang dihimpunnya Al-Quran, dapat menyebabkan kesimpangsiuran dan
campur-baur yang tidak berguna dan tak perlu terjadi !
Oleh karena ini, Umar berpesan:
"Sibukkanlah dirimu dengan Al-Quran
karena dia adalah kalam Allah…"·.
Dan katanya lagi : "Kurangilah olehmu
meriwayatkan perihal Rasulullah kecuali yang mengenai amal
perbuatannya!"
Dan sewaktu beliau mengutus Abu Musa al-Asyari ke Irak ia
berpesan,kepadanya:
"Sesungguhnya anda akan mendatangi suatu kaum yang
dalam mesjid mereka terdengar bacaan Al-Qur'an seperti suara lebah. maka
biarkanlah seperti itu dan jangan anda bimbangkan mereka dengan
hadits-hadits, dan aku menjadi pendukung anda dalam hal ini!"
Al-Qur'an sudah dihimpun dengan jalan yang sangat cermat, hingga
terjamin keasliannya tanpa dirembesi oleh hal-hal lainnya.
Adapun
hadits, maka umar tidak dapat menjamin bebasnya dari pemalsuan atau
perubahan atau diambilnya sebagai alat untuk mengada-ada terhadap
Rasulullah SAW dan merugikan Agama Islam.
Abu Hurairah menghargai pandangan Umar, tetapi ia juga percaya
terhadap dirinya dan teguh memenuhi amanat, hingga ia tak hendak
menyembunyikan suatu pun dari Hadits dan ilmu selama diyakininya bahwa
menyembunyikannya adalah dosa dan kejahatan.
Demikianlah, setiap ada kesempatan untuk menumpahkan isi dadanya
berupa Hadits yang pemah didengar dan ditangkapnya tetap saja
disampaikan dan dikatakannya.
******
Hanya terdapat pula suatu hal yang merisaukan, yang menimbulkan
kesulitan bagi Abu Hurairah ini, karena seringnya ia bercerita dan
banyaknya Haditsnya yaitu adanya tukang hadits yang lain yang
menyebarkan hadits-hadits dari Rasulullah SAW dengan menambah-nambah dan
melebih-lebihkan hingga para shahabat tidak merasa puas terhadap
sebagian besar dari hadits-haditsnya.
Orang itu namanya Kaab al-ahbaar,
seorang Yahudi yang masuk Islam.
*****
Pada suatu hari Marwan bin Hakam bermaksud menguji kemampuan
menghafal dari Abu hurairah. Maka dipanggilnya ia dan dibawanya duduk
bersamanya, lalu dimintanya untuk mengabarkan hadits-hadits dari
Rasusullah SAW.
Sementara itu disuruhnya penulisnya menuliskan apa yang
diceritakan Abu Hurairah dari balik dinding.
Sesudah berlalu satu tahun,
dipanggilnya Abu Hurairah kembali dan dimintanya membacakan lagi hadits-hadits yang dulu itu yang telah ditulis sekretarisnya.
Ternyata
tak ada yang terlupa oleh Abu Hurairah walau agak sepatah kata pun ……..!
Ia berkata tentang dirinya:
"Tak ada seorang pun dari
sahabat-sahabat Rasul yang lebih banyak menghafal Hadits dari padaku,
kecuali Abdullah bin Amr bin Ash, karena ia pandai menuliskannya sedang
aku tidak ".
Dan Imam Syafii mengemukakan pula pendapatnya tentang
Abu Hurairah:
"la seorang yang paling banyak hafal di antara seluruh
perawi Hadits sesamanya".
Sementara Imam Bukhari menyatakan pula:
"Ada
delapan ratus orang atau lebih dari sahabat tabiin dan ahli ilmu yang
meriwayatkan Hadits dari Abu Hurairah".
Demikianlah Abu hurairah tak ubah bagai suatu perpustakaan besar yang telah ditaqdirkan kelestarian dan keabadiannya ….
Abu Hurairah termasuk orang ahli ibadat yang mendekatkan diri kepada
Allah, selalu melakukan ibadat bersama isterinya dan anak-anaknya
semalam-malaman secara bergiliran; mula-mula ia berjaga sambil shalat
sepertiga malam kemudian dilanjutkan oleh isterinya sepertiga malam dan
sepertiganya lagi dimanfaatkan oleh puterinya… "
Dengan demikian, tak
ada satu saat pun yang berlalu setiap malam di rumah Abu Hurairah,
melainkan berlangsung di sana ibadat, dzikir dan shalat!
Karena keinginannya memusatkan perhatian untuk menyertai Rasulullah SAW,
ia pernah menderita kepedihan lapar yang jarang diderita orang lain.
Dan
pernah ia menceritakan kepada kita bagaimana rasa lapar telah
menggigit-gigit perutnya, maka diikatkannya batu dengan surbannya ke
perutnya dan ditekannnya ulu hatinya dengan kedua tangannya, lalu
terjatuhlah ia di masjid rambil menggeliat-geliat kesakitan hingga
sebagian sahabat menyangkanya ayan, padahal sama sekali bukan .. .!
Semenjak ia menganut Islam tak ada yang memberatkan dan menekan
perasaan Abu Hurairah dari berbagai persoalan hidupnya ini, kecuali satu
masalah yang hampir menyebabkannya tak dapat memejamkan mata.
Masalah
itu ialah mengenai ibunya, karena waktu itu ia menolak untuk masuk Islam
.
Bukan hanya sampai di sana saja, bahkan ia menyakitkan perasaannya dengan menjelek-jelekkan Rasulullah SAW di depannya.
Pada suatu hari ibunya itu kembali mengeluarkan kata-kata yang
menyakitkan bagi Abu Hurairah tentang Rasulullah SAW, hingga ia tak
dapat menahan tangisnya dikarenakan sedihnya, lalu ia pergi ke mesjid
Rasul….
Marilah kita dengarkan ia menceritakan lanjutan berita kejadian
itu sebagai berikut:
Sambil menangis aku datang kepada Rasulullah, lalu kataku:
"Ya
Rasul Allah, aku telah meminta ibuku masuk islam, ajaranku itu
ditolaknya, dan hari ini aku pun baru saja, memintanya masuk Islam.
Sebagai jawaban ia malah mengeluarkan kata-kata yang tak kusukai
terhadap diri Anda.
Karenanya mohon anda do'akan kepada Allah kiranya
ibuku itu ditunjuki-Nya kepada Islam."
Maka Rasulullah SAW berdo'a: "Ya Allah tunjukkilah ibu Abu Hurairah!"
Aku pun berlari mendapatkan ibuku untuk menyampaikan kabar gembira
tentang do'a Rasulullah itu. Sewaktu sampai di muka pintu, kudapati pintu
itu terkunci.
Dari luar kedengaran hunyi gemercik air, dan suara ibu
memanggilku: "Hai Abu Hurairah, tunggulah ditempatmu itu… !"
Di waktu ibu keluar ia memakai baju kurungnya, dan membalutkan
selendangnya sambil mengucapkan: "Asyhadu alla ilaha illa Allah, wa
asyhadu anna Muhammadan abduhu wa Rasuluh
Aku pun segera berlari menemui Rasulullah SAW sambil menangis karena
gembira, sebagaimana dahulu aku menangis karena berduka, dan kataku
padanya: "Kusampaikan kabar suka ya Rasulallah, bahwa Allah telah
mengabulkan do'a anda .
Allah telah menunjuki ibuku ke dalam islam … ".
Kemudian kataku pula:
"Ya Rasul Allah, mohon anda do'akan kepada Allah, agar aku dan ibuku
dikasihi oleh orang-orang Mukmin, baik laki-laki maupun perempuan!"
Maka
Rasul berdo'a: "Ya Allah, mohon engkau jadikan hambu-Mu ini beserta
ibunya dikasihi oleh sekalian orang-orang Mukmin, laki-laki dan perempuan
…!"
*****
Abu Hurairah hidup sebagai seorang ahli ibadah dan seorang mujahid,
tak pernah ia ketinggalan dalam perang, dan tidak pula dari ibadat.
Di
zaman Umar bin Khatthab, ia diangkat sebagai amir untuk daerah Bahrain,
sedang Umar sebagaimana kita ketahui adalah seorang yang sangat keras
dan teliti terhadap pejabat-pejabat yang diangkatnya.
Apabila ia
mengangkat seseorang sedang ia mempunyai dua pasang pakaian maka sewaktu
meninggalkan jabatannya nanti haruslah orang itu hanya mempunyai dua
pasang pakaian juga…… malah lebih utama kalau ia hanya memiliki satu
pasang saja!
Apabila waktu meninggalkan jabatan itu terdapat tanda-tanda
kekayaan, maka ia takkan luput dari interogasi Umar, sekalipun kekayaan
itu berasal dari jalan halal yang dibolehkan syara!
Suatu dunia lain …. yang diisi oleh Umar dengan hal-hal luar biasa dan mengagumkan.
Rupanya sewaktu Abu Hurairah memangku jabatan sebagai kepala daerah
Bahrain ia telah menyimpan harta yang berasal dari sumber yang halal.
Hal ini diketahui oleh Umar, maka iapun dipanggilnya datang ke Madinah.
Dan mari kita dengarkan Abu Hurairah, memaparkan soal jawab ketus yang berlangsung antaranya dengan Amirul Muminin Umar:
Kata Umar: "Hai musuh Allah dan musuh kitab-Nya, apa engkau telah mencuri harta Allah?
Abu
Hurairah;. "Aku bukan musuh Allah dan tidak pula musuh kitab-Nya.hanya
aku menjadi musuh orang yang memusuhi keduanya dan aku bukanlah orang
yang mencuri harta Allah . . !
Umar: " Lalu, dari mana,kau peroleh sepuluh ribu itu?
Abu Hurairah: Kuda kepunyaanku beranak-pinak dan pemberian orang berdatangan .
Umar: Kembalikan harta itu ke perbendaharaan negara (baitul maal)… !
Abu Hurairah menyerahkan hartanya itu kepada Umar, kemudian ia
mengangkat tangannya ke arah langit sambil berdua: "Ya Allah, ampunilah
Amirul Muminin."
Tak selang beberapa lamanya.
Umar memanggil Abu Hurairah kembali dan
menawarkan jabatan kepadanya di wilayah baru.
Tapi ditolaknya dan
dimintanya maaf karena tak dapat menerimanya.
Kata Umar kepadanya:"Kenapa, apa sebabnya?"
Jawab Abu Hurairah: "Agar kehormatanku tidak
sampai tercela, hartaku tidak dirampas, punggungku tidak dipukul… !"
Kemudian katanya lagi: "Dan aku takut menghukum tanpa ilmu dan bicara tanpa belas kasih … !"
Pada suatu hari sangatlah rindu Abu Hurairah hendak bertemu dengan
Allah.
Selagi orang-orang yang mengunjunginya mendo'akannya cepat
sembuh dari sakitnya, ia sendiri berulang-ulang memohan kepada Allah
dengan berkata:
"Ya Allah, sesungguhnya aku telah sangat rindu hendak
bertemu dengan-Mu,
Semoga Engkau pun demikian."
Dalam usia 78 tahun, tahun yang ke-59 Hijriyah ia pun berpulang ke rahmatullah.
Di sekeliling orang-orang shaleh penghuni pandam pekuburan Baqi, di
tempat yang beroleh berkah, di sanalah jasadnya dibaringkan.
Dan
sementara orang-orang yang mengiringkan jenazahnya kembali dari
pekuburan, mulut dan lidah mereka tiada henti-hentinya membaca Hadits
yang disampaikan Abu Hurairah kepada mereka dari Rasulullah SAW.
Salah seorang di antara mereka yang baru masuk islam bertanya kepada
temannya:
"Kenapa syekh kita yang telah berpulang ini diberi gelar Abu
Hurairah (bapak kucing)? Tentu temannya yang telah mengetahui akan
menjawabnya:
"Di waktu jahiliyah namanya dulu Abdu Syamsi, dan tatkala
ia memeluk Islam, ia diberi nama oleh Rasul dengan Abdurrahman.
Ia
sangat penyayang kepada binatang dan mempunyai seekor kucing, yang selalu diberinya makan, digendongnya, dibersihkannya dan diberinya
tempat.
Kucing itu selalu menyertainya seolah-olah bayang bayangnya.
Inilah sebabnya ia diheri gelar "Bapak Kucing", moga-moga Allah ridha
kepadanya dan menjadikannya ridha kepada Allah.
fixed from: http://www.suaramedia.com/sejarah/sejarah-islam/18145-kisah-perjuangan-abu-hurairah-sang-penyampai-hadits-nabi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar