Rasulullah
saw bersabda : Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga, apabila
berbicara bohong, apabila berjanji mengingkari dan apabila dipercaya
khianat. (HR. Bukhari & Muslim)
Apabila dikatakan kepada mereka, "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. (QS. An Nisa’ 4 : 61)
Hai
Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik
itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah Neraka
Jahanam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya. (QS. At Taubah
9 : 73)
Karakteristik Musuh Allah
(Orang-Orang Munafiq)
Oleh : Abdurrohim Ba’asyir
Sudah
menjadi sunnatullah bahwa setiap kebenaran pasti memiliki musuh yang
akan berusaha untuk menghalanginya. Begitu juga dengan kebenaran Islam
yang akan dimusuhi oleh syaitan dan pengikutnya.
Melihat
hal demikian maka sudah menjadi keharusan bagi kita untuk mengetahui
siapa saja yang sebenarnya menjadi musuh-musuh Allah swt dan mengenali
sifat-sifat mereka. Hal demikian supaya dapat kita antisipasi dan segera
mengambil langkah-langkah dalam mengatasinya.
Di
antara musuh-musuh Allah atau pengikut syaitan (Hizbu syaithon) yang
gencar memusuhi Islam ialah golongan munafikin. Golongan ini adalah
mereka yang berpura pura menjadi mukmin dan menyembunyikan kekufurannya.
Mereka benci dan memusuhi terhadap kebenaran yang datang dari Allah swt
serta berusaha untuk menghancurkan dan menghalangi penyebaran cahaya
Islam.
Zaman
ini di mana orang-orang munafik memiliki duri-duri yang begitu tajam.
Kenyataan ini sebagaimana dikatakan Hudzaifah ra, beliau berkata:
“Orang-orang munafik pada hari ini lebih berbahaya bagi kaum muslimin
daripada di masa Nabi saw.” Dikatakan: “Kenapa demikian ?” Beliau
berkata: “Mereka dahulu pada masa Rasulullah saw menyembunyikan
(kemunafikannya) sedangkan sekarang mereka menampakkannya.”
(Bagaimanakah seandainya Hudzaifah menyaksikan kondisi kita sekarang ini
??? pen.)
Di
masa sekarang ini segala urusan dikendalikan oleh mereka (orang-orang
munafik). Sehingga kita menyaksikan bahwa mereka berpakaian sebagaimana
orang-orang yang mengadakan perbaikan. Mereka layaknya seorang ulama
atau penasihat yang penuh belas kasihan, bahkan mereka memakai pakaian
seperti halnya seorang ahli ibadah atau orang shalih. Telah dipersiapkan
bagi mereka mimbar-mimbar dan markas-markas ilmu agar berbicara tentang
Islam. Telah dipersiapkan lembaran-lembaran kitab dan majalah untuk
mereka tulis dengan mengatasnamakan Islam. Namun, kenyataannya mereka
sangatlah jauh dari Islam, bahkan bertentangan dengan ajaran Islam.
Di
dalam Al qur’an, Allah swt telah membuka kedok kepura-puraan mereka
hingga sangat jelas bagi kita yang ingin mengetahui dan mengenali
karakteristik musuh yang satu ini.
1. “Apabila
dikatakan kepada mereka, "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain
telah beriman." Mereka menjawab, "Akan berimankah kami sebagaimana
orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya
merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu.” (QS. Al Baqarah 2 : 13).
Di
dalam ayat ini Allah swt menjelaskan bahwa orang-orang munafik
menganggap orang-orang beriman yang istiqamah dengan syariat Allah swt
sebagai orang-orang yang bodoh tidak tahu perkembangan zaman bahkan
menganggap ketingalan zaman dan lain sebagainya. Namun, kalau kita lihat
kehidupan mereka sangatlah jauh dari aturan-aturan Allah swt. Anggapan
ini juga mereka serukan melalui berbagai media dan corong yang
menyebarkan suara ‘miring’ atas kaum mukminin dengan harapan agar
manusia terpengaruh dan menjauhi orang orang beriman yang taat terhadap
syariat Allah swt. Allah swt berfirman, “…sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yag indah-indah untuk menipu (manusia).” (QS. Al An’am 6 : 112)
2. “Apakah
kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman
kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan
sebelum kamu ? Mereka hendak berhukum kepada thaghut, padahal mereka
telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud
menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. Apabila
dikatakan kepada mereka, "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah
telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang
munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati)
kamu.” (QS. An Nisa’ 4 : 60-61)
Di
dalam ayat ini Allah swt memberi tahu tentang ciri-ciri orang munafik
adalah apabila mereka memutuskan suatu hukum, mereka meninggalkan hukum
Allah bahkan tidak mau berhukum dengan hukum Allah swt. Walaupun mereka
tahu bahwa mereka dilarang untuk meninggalkan hukum Allah. Mereka lebih
senang untuk berhukum kepada thaghut (yaitu penguasa-penguasa yang
berhukum dengan hukum buatan manusia). Kemudian mereka selalu menghalagi
usaha apapun untuk penerapan dan pelaksanaan syariat Allah di muka
bumi. Mereka menghalangi sekuat tenaga supaya manusia tidak kembali
kepada syariat Allah. Jalan apapun akan mereka tempuh demi tercapainya
tujuan, termasuk menyakiti para pejuang syariat, memenjarakan mereka
atau mungkin hanya sekadar membuat fitnah keji yang mereka sebarkan
supaya manusia jauh dan terhalang dari kesadaran melaksanakan dan
menerapkan syariat Allah swt.
3. “Orang-orang
munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain
adalah sama, mereka menyuruh berbuat yang munkar dan melarang berbuat
yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa
kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang
munafik itu adalah orang-orang yang fasik.” (QS. At Taubah 9 : 67).
Di
dalam ayat ini sangat jelas, bahwa orang-orang munafik menyuruh dan
mengusahakan supaya kemungkaran bisa tegak, dan sebaliknya
menghalang-halangi usaha apapun yang dilakukan untuk menegakkan yang
ma’ruf. Kita lihat bahwa setiap kemungkaran pasti didukung dan dibela
mereka, walaupun sangat jelas keburukannya. Mereka selalu menghalangi
usaha yang bertujuan membina umat dalam memperbaiki akhlak dan akidah.
4. “Kabarkanlah
kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang
pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi
teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah
mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua
kekuatan kepunyaan Allah.” (QS. An Nisa’ 4 : 138-139)
Dalam ayat ini Allah swt memberitahukan ciri yang lain yaitu sikap wala yang di berikan kepada orang kafir. Wala
berarti loyalitas, keberpihakan, kebanggaan bahkan kecintaan. Sesuatu
hal apapun yang merugikan orang kafir, maka mereka juga merasa ikut
dirugikan. Hal ini dikarenakan sikap loyalitas mereka yang tinggi
terhadap orang-orang kafir. Wala dapat juga berarti mengambil
menjadi panutan dan pemimpin. Orang-orang munafik sangat tidak senang
jika dipimpin oleh seorang mukmin yang taat terhadap syariat Allah,
mereka lebih berharap untuk menang dalam perjuangan membela
kekafirannya.
Demikian
beberapa karakter dan ciri golongan munafikin yang menjadi musuh dalam
selimut bagi Islam dan cahaya keberanaran Allah swt. Hendaknya kita
selalu mewaspadai golongan ini dan kita mempunyai sikap yang tegas
memusuhi mereka sebagaimana Allah swt memusuhi mereka. Secara umum dapat
kita simpulkan, siapapun manusia yang mengaku beriman kepada Allah swt
tetapi menolak syariat Allah swt dalam berbagai aspek kehidupan maka dia
dikategorikan sebagai orang munafik dan menjadi salah satu kelompok
musuh Allah swt dan rasul-Nya serta orang-orang yang beriman.
Semoga kita tidak termasuk golongan ini dan di jauhkan dari sifat kemunafikan. Wallahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar