Senin, 17 September 2012

A Year Without You Is Like A Day Without Rain.

Gak usah berlebihan, memang itu kenyataan. you're the one who left me to die...but I survive...saved by Allah to be exact. So, now even if you kneel and beg me, I won't be at your side again, cruel woman.
Aku gak tau bagaimana aku bisa survive sampai sejauh ini, padahal saat itu aku kira aku gak bakal selamat, hahahaha, Alhamdulillah.
Semua itu karena Allah,
beneran lho, aku gak akan menceritakan detailnya, tapi jika ada phrase "aku kehilangan segalanya saat itu", itu tidak sepenuhnya benar, tapi tidak sepenuhnya salah juga jika dipandang dari satu sisi.
Karena dengan kehilangan segalanya, aku mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari Allah.
”Sesungguhnya, tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah Azza wa Jalla, melainkan pasti Allah akan menggantikan dengan sesuatu yang lebih baik bagimu.”
(HR Ahmad, al-Albani mengatakan, sanadnya shahih sesuai syarat Muslim)
Betapa bersyukurnya aku, betapa merasa tertolongnya aku karena Allah.
I was pushed so hard, so that I was falling, but Allah helped me. Allah is my strength and my might; God has become my salvation… I shall not die, but I shall live, and recount the deeds of Allah.
Bisa saja, saat itu aku patuh dan tunduk kepada manusia keluarga Abu Lahab versi modern itu, 
"Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.
Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.

Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut."
(QS. Al-Masad:1-5)
tapi hatiku menolak untuk tunduk, dan memilih untuk tidak (walaupun aku tau aku akan kehilangan banyak hal), karena aku melihat sesuatu yang buruk dan akan lebih buruk jika aku patuh pada keinginan mereka dan mengabaikan kata hatiku.
Pertaruhan yang sangat besar, tau akan kehilangan semuanya...tapi percaya bahwa Allah akan menyambutku setelah aku melompat dari tempat itu.

Hehehe, ternyata benar.
Sesungguhnya Allah berfirman:
"Aku sebagaimana prasangka hamba-Ku kepada-Ku.
Aku
bersamanya jika ia berdoa kepada-Ku.

[HR.Turmudzi]
Sesungguhnya, saat itu aku tidak tau apa-apa kecuali mempercayakan diriku sepenuhnya kepada Allah, dan terjun bebas, menjatuhkan diri...tanpa berpikir apa-apa kecuali percaya kalau Allah akan menangkapku.
Alhamdulillah, ternyata prasangkaku kepada-Nya tidak sia-sia. Walaupun, aku dimarahi karena aku bertindak konyol tanpa berpikir keselamatanku sendiri dengan menyerahkan diri begitu saja. Tapi tidak apa-apa, toh lebih baik dimarahin daripada dicuekin.
"Bagaimana kalau Aku tidak ada, bagaimana kalau Aku tidak mau menangkapmu, bagaimana kalau Aku tidak mau menyelamatkanmu, bagaimana kamu bisa begitu bodoh, bagaimana mungkin kamu menyerahkan dirimu sepenuhnya kepada-Ku?"
"karena aku percaya kepada-Mu, Ya Allah...Engkau pasti akan menyelamatkanku. Lagian saat-saat seperti inilah, aku bisa benar-benar yakin kalau Engkau ada."
Yang Murka tadi...langsung reda, senyum melihat "kebodohan" hamba-Nya.
Alhamdulillah
Kalau kupikir sekarang, itu memang tindakan yang paling nekat dan tidak mau kuulangi lagi, Astaghfirullah al-Adzim. Tapi dengan begitu aku belajar dan lebih berhati-hati dalam memilih gunung mana yang ingin kudaki, dan (insya Allah) tidak lagi mendaki sembarang gunung hanya karena merasa tertantang.
Pilihlah gunung yang bisa semakin mendekatkan dirimu kepada Allah yang penuh dengan kebaikan, bukan gunung yang dihuni monster-monster neraka di sekitarnya.



Kasus terakhir dimana aku melompat itu adalah karena aku sangat kaget begitu melihat tidak ada apa-apa disana kecuali para ahli neraka dan ternyata itu adalah gunung berapi, hahaha, Astaghfirullah.
Dan aku melompat, karena jika tidak lompat secepatnya, mereka akan menangkapku dan menjadikanku bagian dari mereka.

Naudzubillah.
."...jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir."

(QS. Yusuf:87)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar