Minggu, 09 September 2012

Tinggalkanlah Yang Meragukanmu

Hal yang simple, meninggalkan sesuatu untuk sesuatu yang lebih baik insya Allah.
Tapi, bisakah kita, saat sudah begitu dekat?
Ridha kah? Ikhlaskah kita?
Meninggalkan sesuatu yang dengannya kita menjalani hari-hari kita sebelum kita mengambil keputusan untuk meninggalkannya, tidaklah mudah, butuh keberanian, keteguhan, dan ketetapan hati dari Allah yang bisa membolak-balikkan hati sesuka-Nya.
* Break a minute
Astaghfirullah al-Adzim, ketawa lagi deh -__- *kebiasaan, kalo inget Allah ketawa atau senyum atau malah menangis"
"Ya Allah, come on, I'm trying to be serious here...help me with Your knowledges, please" -__- 
Itulah salah satu "kebiasaan" Allah, gak pernah membiarkanku sedih (kalau pun aku menangis, Dia akan membuatku tersenyum setelahnya) atau pun serius di dunia ini.
-Alhamdulillah- T_T <--- touched at betapa baiknya Allah.
Kamu tahu betapa sulitnya bagiku untuk tidak tertawa, minimal tersenyum ketika menghadapi lika-liku tingkah manusia atau bahkan menangis?
  • Saat bilang "I love U", aku minimal tersenyum, aku tidak bisa sepeti orang lain yang nunjukin ekspresi kayak nendang penalti (sepakbola).
    Bagaimana dengan kamu...?
  • Dimarahin, senyum (atau minimal nahan ketawa), kenapa?
    Karena segimanapun manusia, murka Allah lebih mengerikan (Audzubillah), jadi, sorry to say this, kemarahan manusia tidak ada apa-apanya, dan mereka lupa bahwa Allah Maha Melihat, Dia melihat segalanya, termasuk ketika aku "disidang" manusia dan "dihakimi" manusia.
  • Terhadap seseorang yang mencintaiku, tapi takut dan ragu untuk mengatakannya.
    Itu pilihan manusia, hidup dalam keragu-raguan atau mau melangkah tanpa ragu karena percaya (beriman) kepada Allah.
Maaf, tapi memang begitulah aku, aku tidak bisa berlama-lama "ragu-ragu", aku lebih baik maju dan melakukan apa yang harus aku lakukan tanpa takut sedikitpun dan menyerahkan segala sesuatunya kepada Pemilik-ku, Allah.
Yah, memang sih, dengan begitu, aku dianggap tidak punya pikiran dan terkesan tidak pernah serius.
Tapi, sekali lagi...itu aku.
Dan begitu pula terhadap yang meragukanku, aku lebih baik meninggalkannya.
Karena biasanya, hal seperti itu akan berbalik mengontrol kita (setan masuk dan memulai aksinya dengan meniupkan keragu-raguan).
Ketahuilah, setan datang untuk membuat kalian ragu-ragu.
Nah saat kamu ragu, maka setan akan membuat kalian menunda-nunda, apa yang aslinya insya Allah adalah baik, sebagaimana:
Imam Ibnul Jauzi dalam buku “Talbis iblis” berkata, “betapa banyak orang  yang bertekad teguh,  dibuat  menanti-nanti”,  yaitu  dibuat berkata “nanti saja” oleh setan. 
Ibnul Jauzi melanjutkan, “betapa banyak pula yang berusaha untuk berbuat baik dipengaruhi setan untuk menunda-nundanya.”
Jadi ketika orang itu ragu, minggat...minggatlah secepat mungkin....Hahaha...kabur...lari...selamatkan dirimu.
"Pengecut...?"
Pikir lagi sebelum menuduh.
Kamu tau, setelah itu, dia (orang yang ragu itu) akan mulai merasa was-was, cemburu, marah, berbuat kejam/keji, dan/atau malah membencimu dengan segenap hatinya (yang telah disusupi setan tadi), tanpa alasan yang benar.
Audzubillah.

Jadi, sebelum terlambat, tinggalkanlah.
"Tinggalkan yang meragukanmu menuju hal yang tidak meragukanmu." 
(HR. Tirmidzi dan Nasa'i, Tirmidzi berkata: hadits Hasan Sahih)
Maaf, aku tidak pernah terlihat ragu, karena jika ragu...aku biasanya akan meninggalkan, bukan hanya keraguanku (seperti kebanyakan orang), tapi jika perlu aku meninggalkan apa yang meragukanku.
Sampai pada kesempatan berikutnya, jika ada kesempatan lagi.
Ah...iya aku ngerti, lebih baik kalo ada contohnya.
Ok. Contoh:

  1. Ketika ingin membeli barang pada satu kesempatan, tapi ragu, aku tidak membelinya.
    Yah, ada kemungkinan barang itu sudah dibeli orang lain, atau memang masih ada disitu atau ada yang menawarkan barang yang sama yang lebih bagus dan/atau lebih murah dan aku yakin, maka aku membelinya, sambil senyum O(≧∇≦)O "ah, akhirnya dapat juga (Alhamdulillah)".
  2. Hal yang sama mungkin berlaku juga untuk hal lain selain barang. (Pemalas, malas ngasih contoh lain :D).
    Aku yakin yang baca ini pintar kok dan bisa menganalogikan sendiri. 
Yeah, intinya: I do what I want (Aku melakukan apa yang kuinginkan).
Insya Allah dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya, yeah, maaf kalau tidak terlihat seperti itu 

ヽ(^。^)丿karena aku terlalu carefree (overconfident kata orang tua ku sih :D),
bahasa resminya: "karena aku percaya kepada Allah".

Jadi, saranku, janganlah kamu ragu, jangan hidup dalam keragu-raguan, yakinlah kepada Allah dan berserah diri kepada-Nya.
Karena detik kamu ragu, detik itulah setan nyamper, maka katakanlah:

A’udzu billahi minasy syaiythaanirrajiim. inget, pelafadzannya harus benar kalau beda dikit beda arti...pengen aman, singkat, padat, dan jelas, maka ucapkanlah:
Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.
“Ya Allah!
Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Tuhan pencipta langit dan bumi, Tuhan segala sesuatu dan yang merajainya.
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang hak kecuali Engkau.
Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku, setan dan balatentaranya, dan aku (berlindung kepada-Mu) dari berbuat kejelekan terhadap diriku atau menyeret-nya kepada seorang muslim.”
(HR. At-Tirmidzi dan Abu Dawud. Lihat kitab Shahih At-Tirmidzi 3/142)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar