Kamis, 20 September 2012

Kerusakan Menjelang Akhir Zaman

Beberapa waktu yang lalu, aku bertanya-tanya...bagaimana mungkin semua orang yang beriman akan mati sebelum kiamat, dan bagaimana mungkin semua ulama "ditarik" dari dunia ini, sementara umat muslim (atau setidaknya yang mengaku Islam dan/atau yang mengira dirinya muslim) masih banyak dan semakin bertambah setiap hari...?
Marilah kita bahas secara kronologis "kenapa"...
Pertama, simaklah baik-baik hadits shahih berikut:
Sesungguhnya termasuk diantara tanda terjadinya Kiamat adalah ditariknya ilmu agama, kebodohan yang merajalela, tersebarnya perzinaan dan dianggap suatu kelaziman, khamer dijadikan minuman kegemaran, berkurangnya jumlah laki-laki dan semakin mendominasinya kaum perempuan, sehingga lima puluh perempuan hanya mempunyai satu orang pendamping.
( Muttafaqun ‘alaih, sebagaima diriwayatkan oleh Imam al Bukhari, Jilid 1 hadits 81. Juga oleh Imam Muslim, Jilid 4 bab Ilmu hadits nomor 9. Diriwayatkan pula oleh Imam at Tirmidzi, Jilid 4 hadits nomor 2205. Juga oleh Ibnu Majah, Jilid 2 hadits nomor 4045. Dan oleh Imam Ahmad, Jilid 3 hal 176.)
Nah, dari situ kita menemui berbagai hal yang sudah menjadi seperti kebiasaan dan menganggapnya sebagai hal biasa:

  1. Berkurangnya jumlah laki-laki dan semakin mendominasinya kaum perempuan, sehingga lima puluh perempuan hanya mempunyai satu orang pendamping.
    Diakui atau tidak, di sekitar kita lebih banyak bayi perempuan yang dilahirkan, dibandingkan bayi laki-laki, aku mulai menyadarinya beberapa tahun yang lalu. Aku tidak tahu jumlah pastinya, tapi itu sangat jelas sekali.
    Tingkat kematian laki-laki juga lumayan tinggi dibandingkan tingkat kematian perempuan dalam beberapa tahun terakhir.
    Belum lagi soal dominasi perempuan, perhatikanlah...beberapa perempuan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada kebanyakan laki-laki....ah, maaf, aku rasa lebih banyak dari yang aku kira, karena beberapa perempuan itu berada di dekatku, sepupu-sepupuku, mantan-mantan pacarku, teman-temanku, dan kenalan-kenalanku.
    (Ngeluh dikit: itulah kenapa kadang gw males pake bahasa Indonesia, karena ngetiknya kepanjangan, bisa aja pake: My Cousins, My Ex-Girlfriends, My Friends, and My Acquintances...kan...lebih singkat -___-*).
  2. Khamer dijadikan minuman kegemaran.
    Ada berapa merek wine, beer, and brandy sekarang?
    Ada berapa night club (klub malam, diskotik, bar, tempat clubbing/dugem) yang baru dibuka dan happening, sekarang?
    Apakah disana ada yang minum cola (soda)? Atau air putih doang? dah jelas kalau yang minum air putih ini biasanya pake pil kecil yang lebih marak disebut ecstasy atau inex...lebih parah -__- (Audzubillah).
    Dan berapa banyak cafe atau tempat main billiard yang menyediakan minuman beralkohol (masuk golongan khamer ini gan) baik yang jenis berat maupun yang tersamar menjadi cocktail?
  3. Tersebarnya perzinaan dan dianggap suatu kelaziman.
    Bisa kita lanjutkan membahas yang lain gak? Soalnya aku rasa semua sudah tahu ini.
    Sekarang anak perempuan SLTP (Junior High School) saja dah banyak yang "berdagang",
    pergaulan sudah mulai rusak alias sudah dikenalkan sama yang namanya FREE SEX (SEKS BEBAS) sejak usia sedini itu...bahkan sebenarnya lebih dini lagi.
    Berapa banyak pasangan yang bukan suami-istri yang sah yang melakukannya?
    Hitung dari yang cuma pacaran, cuma teman, cuma HTS (Hubungan Tanpa Status), cuma TTM (Teman Tapi Mesum), perselingkuhan, suami yang muke gile doyan makan ayam mude :D, atau istri yang kurang kasih sayang mau disayang semua laki-laki setan yang bawa "pedang".
    Itu hitung yang tanpa paksaan, dan mereka berbuat dosa sendiri tanpa paksaan.
    (Audzubillah).
    Lalu hitung lagi yang dengan "paksaan", rayuan maut, gombal dan sebagainya...hitung berapa banyak kasus pencabulan dan perkosaan beberapa tahun terakhir.
    Mulai dari tetangga, paman, sampai kakek gak jelas...
    Mulai dari preman jalanan sampai kelas kantoran...
    Mulai dari orang buta agama sampai guru ngaji + habib n kyai serakah.
    Dan yang lebih mengejutkan, ada juga perempuan yang "memaksa" laki-laki.

    (Audzubillah)
  4. Kebodohan yang merajalela.
    Berapa banyak yang lebih mengutamakan dunia daripada akhirat?
    Berapa banyak yang tahu kalau kita akan mati, dan itu pasti, dan gak boleh bawa hp?
    Berapa banyak yang membantah hadits shahih atau bahkan al-Qur'an, demi ajaran ustad/kyai/habibnya?
  5. Ditariknya ilmu agama.
    Whaat? Kok bisa? Kan buku agama banyak...Al-Qur'an dan Kitab Sunnah juga banyak beredar di pasaran?
    Sesungguhnya ilmu agama tidak ditarik dengan mencabutnya dari manusia.
    Akan tetapi, ilmu tersebut ditarik dengan diwafatkan-Nya para ulama.
    Hingga apabila tidak ada lagi ulama, maka manusia mengambil para pemimpin dari orang-orang yang bodoh, dimana mereka ditanya lalu memberikan fatwa tanpa ilmu.
    Mereka pun tersesat dan menyesatkan.

    ( Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam al Bukhari, Jilid 1 hadits nomor 100. Juga oleh Imam Muslim, Jilid 4 bab Ilmu hadits nomor 13. Diriwayatkan pula oleh at Tirmidzi, Jilid 5 hadits nomor 2652. Juga oleh Ibnu Majah, Jilid 1 hadits nomor 52. Dan Imam Ahmad Jilid 2 hal 162)
Nah, sampai disini, apa sih ulama itu, apakah semua yang mengaku ulama, atau semua yang pakai pakaian putih, atau semua yang pakai sorban, atau semua orang keturunan arab (ada pula yang nyebut dirinya "habib", atau semua yang pakai peci, itu adalah ulama?
^_^ tentulah tidak seperti itu menurut
Allah dan semua orang-orang yang dekat pada-Nya.
Menurut Allah SWT:
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya).
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.
Sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
(QS. Fatir:28)
Menurut orang-orang yang dekat dengan-Nya:
  • Ibn Katsir (w. 774 H) menafsiri ayat di atas sebagai berikut:
    {Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama}, maksudnya hanyalah ulama yang ‘arif billah yang benar-benar takut pada-Nya, karena sesungguhnya ketika ma’rifat pada zat yang maha agung, berkuasa, mengetahui dan semua sifat-sifat baik itu semakin sempurna dan pengetahuan tentang-Nya juga semakin sempurna, maka khasyyah (takut) pada-Nya juga semakin besar dan banyak.
  • Ali Ibn Abu Tolhah meriwayatkan maksud ayat di atas dari Ibn Abbas ra, yaitu:
    Ulama yang dimaksud adalah orang-orang yang yakin bahwa
    Allah maha berkuasa atas segala sesuatu. 
  • Berkata Ibn Abu Lahi’ah dari Ibn Abu ‘Umrah dari ‘Ikrimah dari Ibn Abbas:
    Orang yang alim dengan Allah adalah orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan apapun, menghalalkan yang dihalalkan-
    Nya, mengharamkan yang diharamkan-Nya, menjaga wasiat-Nya serta yakin bahwa ia akan bertemu dengan-Nya untuk menghisab semua amal perbuatannya.
  • Berkata Sa’id Ibn Jubair:
    al-Khasyyah
    [1] adalah sesuatu yang bisa menjauhkan dari maksiat pada Allah SWT. 
  • al-Hasan al-Bashri berkata:
    Orang yang alim adalah orang yang takut pada Allah yang tidak dilihatnya, senang dengan apa yang di senangi-Nya dan menjauhi diri dari apa yang dibenci-Nya lantas al-Hasan membacakan ayat di atas
    .
  •  Ibn Mas’ud ra berkata:
    Ilmu itu tidak diukur dengan banyaknya meriwayatkan Hadits, tapi dengan banyaknya al-Khasyyah.
  • Berkata Ahmad Ibn Saleh al-Mashri dari Ibn Wahb dari Malik:
    Ilmu itu bukan dengan banyaknya riwayat, tapi dengan adanya nur yang Allah letakan dalam qolb
    .
  • Lalu Ahmad Ibn Saleh al-Mashri memberi penjelasan;
    Artinya bahwa al-Khasyyah itu tidak bisa dihasilkan semata dengan banyaknya riwayat, karena memang tidak bisa dipungkiri bahwa ilmu yang diwajibkan itu terkait dengan al-Qur’an, al-Sunnah dan apa-apa yang datang dari para Sahabat serta para Imam itu hanya bisa didapat dengan cara periwayatan.
    Maka takwil makna Nur adalah pemahaman ilmu dan mengerti makna-maknanya
    .
  • Berkata Sufyan al-Tsauri dari Abu Hayan al-Taimi dari seorang ulama yang berkata bahwa ulama itu dibagi tiga macam, yaitu:
    1) Alim bi Allah dan bi amr
    Allah,
    2) Alim bi
    Allah, tapi tidak alim bi amr Allah dan
    3) Alim bi Amr
    Allah, tapi tidak alim bi Allah.
    Dan kelompok pertama itulah tipikal ulama yang khasyyah pada Allah juga  mengerti akan hudud (batasan-batasan) dan faraidl (kefardluan).
    Adapun kelompok kedua adalah tipikal ulama yang punya khasyyah tapi tidak mengerti hudud dan faraidl.
    Sedangkan kelompok ketiga adalah tipikal ulama yang mengerti hudud dan faraidl tapi tidak punya khasyyah pada Allah SWT.
     
Dah jelas kan...? ^_^"
Ah iya makna al-Khasyyah[1] ya:
“Makna “al-khasyyah” lebih tinggi dari”al-khauf” karena “al-khasyyah” diambil dari kata-kata “syajarah khasyyah” artinya pohon yang kering.
Jadi arti “al-khasyyah” adalah rasa takut yang sangat, sedangkan ”al-khauf” berasal dari kata “naqah khaufa” artinya onta betina yang berpenyakit, yakni mengandung kekurangan.
Di samping itu “al-khasyyah” ialah rasa takut yang timbul karena agungnya pihak yang di takuti meskipun pihak yang mengalami takut itu seorang yang kuat. 
Dengan demikian “al-khasyyah” adalah ”al-khauf” atau rasa takut yang disertai rasa hormat (takdzim), sedangkan ”al-khauf” adalah rasa takut yang timbul karena lemahnya pihak yang merasa takut kendati pihak yang ditakuti itu remeh. 
Akar kata “al-khasyyah” terdiri atas kha’, syin, dan ya’ di dalam tashrifnya menunjukkan sifat keagungan dan kebesaran. 
Seperti “as-Syaikh” yang berarti as-sayyid al-kabir dan al-khaisy (al-ghalidz min libaas) yang artinya pakaian yang kasar. 
Oleh karena itu kata “al-khasyyah” sering digunakan berkenaan dengan hak Allah. “
Sekian dulu ya, semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar